Junta Myanmar Mengatakan Akan Pertimbangkan Seruan Tanpa Kekerasan ASEAN Setelah Stabilisasi

- 27 April 2021, 15:05 WIB
Pemimpin junta Myanmar Jenderal  Militer Min Aung Hlaing mengatakan akan mempertimbangkan seruan KTT ASEAN.*
Pemimpin junta Myanmar Jenderal Militer Min Aung Hlaing mengatakan akan mempertimbangkan seruan KTT ASEAN.* /Reuters/Lynn Bo Bo/Pool

Seperti diketahui, militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh pemimpin Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari 2021 lalu.

Atas aksi kudeta, negara itu telah menyaksikan gelombang protes anti-kudeta, dengan pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan untuk memadamkan mereka.

Baca Juga: Lee Kwang Soo Dikonfirmasi Staf dan Agensi Keluar dari Program Running Man, Berikut Alasannya

Lima poin konsensus yang dicapai di antara para pemimpin ASEAN juga termasuk kunjungan utusan khusus ke Myanmar untuk bertemu dengan "semua pihak yang berkepentingan," dan penyediaan bantuan kemanusiaan, menurut pernyataan ketua.

Tetapi konsensus tidak termasuk seruan untuk pembebasan Aung Suu Kyi dan politisi lain yang ditahan setelah kudeta.

Pernyataan itu berbunyi, "Kami juga mendengar seruan untuk pembebasan semua tahanan politik termasuk orang asing."

Baca Juga: Rayakan Hari Ulang Tahun, Ranti Maria Bagikan Makanan dan Sembako kepada Warga Sekitar

Di KTT ASEAN tersebut, sang jenderal dikatakan terbuka untuk menerima utusan khusus dan bantuan kemanusiaan.

Pasukan keamanan Myanmar telah membunuh lebih dari 750 pengunjuk rasa anti-kudeta dan lainnya sejak Februari, sementara menahan lebih dari 3.400 orang dalam penahanan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok hak asasi manusia yang memantau situasi di Myanmar.***

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: Kyodo News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah