Pasca Serangan ISIS di Palma yang Tewaskan Puluhan Orang, Uni Afrika Serukan Tindakan Internasional Mendesak

- 1 April 2021, 20:48 WIB
Ketua AU Moussa Faki Mahamat. Uni Afrika telah bereaksi terjadinya serangan yang menewaskan puluhan orang di Kota Pesisir Utara Mozambik, Palma.*
Ketua AU Moussa Faki Mahamat. Uni Afrika telah bereaksi terjadinya serangan yang menewaskan puluhan orang di Kota Pesisir Utara Mozambik, Palma.* /REUTERS/Tiksa Negeri

PR CIREBON - Uni Afrika telah menyerukan tindakan internasional yang mendesak dan terkoordinasi, setelah terjadinya serangan ISIS yang menewaskan puluhan orang di Kota Pesisir Utara Mozambik, Palma.

Tak hanya itu, serangan ISIS yang dilakukan oleh seorang pejuang itu juga telah menumbangkan ribuan orang di Kota Pesisir Utara Mozambik, Palma.

Pejuang bersenjata ISIS menyerang Palma pada 24 Maret 2021 lalu, menggeledah gedung dan memenggal kepala penduduk di Kota Pesisir Utara Mozambik, Palma.

Baca Juga: Pendataan Keluarga 2021 BKKBN Hadir Kembali, Siapkan Data dan Jawab dengan Sejujur-jujurnya

Ia juga memaksa ribuan orang untuk mencari perlindungan di hutan sekitarnya.

Puluhan orang tewas, lebih dari 8.000 mengungsi, dan banyak lagi lainnya masih hilang setelah serangan yang terkoordinasi.

Serangan tersebut dipandang sebagai eskalasi terbesar oleh para pejuang, yang telah menghantam Cabo Delgado, provinsi kaya gas, sejak 2017.

Baca Juga: Taliban Hampir Kuasai Setengah Negara Afghanistan, Penyerangan Terus Berlangsung

Dalam sebuah pernyataan, Ketua AU Moussa Faki Mahamat mengatakan bahwa dia mengutuk dengan istilah serangan teroris pada Kamis, 1 April 2021.

Ia mengekspresikan keprihatinan sepenuhnya di hadapan kelompok garis keras internasional di Afrika Selatan.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, Mahamat menyerukan tindakan regional dan internasional yang mendesak dan terkoordinasi.

Baca Juga: Ungkap Perasaan Hatinya Soal Film Dokumentar Miliknya, Britney Spears Akui Merasa Malu dengan Adanya Sorotan

Blok regional Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) mengadakan pembicaraan darurat di Harare, ibukota Zimbabwe.

Pembicaraan darurat tersebut membahas kekerasan yang terjadi. Presiden Botswana Mokgweetsi Masisi menjanjikan bantuan regional tetapi tidak memberikan rincian.

Ia mengungkapkan bahwa SADC akan menanggapi dengan cara yang membantu, sehingga kami menjamin integritas dan kedaulatan salah satu dari mereka sendiri.

"Tidak pernah diserang oleh kekuatan aktor pembangkang, pemberontak dan non-negara yang merusak kredensial demokrasi dan perdamaian di wilayah tersebut," tandasnya.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x