Walaupun, komisi pemilihan umum negara setempat mengatakan pemungutan suara itu adil.
Schraner Burgener mengatakan bahwa dalam percakapan dengan wakil kepala militer Myanmar Soe Win, dia telah memperingatkannya bahwa militer kemungkinan besar akan menghadapi tindakan keras dari beberapa negara dan isolasi sebagai pembalasan atas kudeta tersebut.
"Kami terbiasa dengan sanksi, dan kami selamat," jawab Soe Win.
"Ketika saya juga memperingatkan mereka akan pergi dalam isolasi, jawabannya adalah: 'Kami harus belajar berjalan hanya dengan beberapa teman’," sambungnya.
Saat ini, negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Uni Eropa, telah menerapkan atau sedang mempertimbangkan sanksi yang ditargetkan untuk menekan militer Myanmar berikut sekutu bisnisnya.
Baca Juga: Penembakan Pengunjuk Rasa di Myanmar oleh Militer Terus Terjadi, Indonesia Ucapkan Bela Sungkawa
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang telah menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat di negara Myanmar tersebut.
Akan tetapi, tidak mengutuk kudeta tersebut bulan lalu karena ditentang oleh Rusia dan Tiongkok, yang memandang perkembangan tersebut sebagai urusan dalam negeri Myanmar.
Tindakan apa pun oleh dewan di luar pernyataan tidak mungkin dilakukan, kata para diplomat.