Dalam unggahan para aktivis lainnya di media sosial menyebutkan, setidaknya akan ada dua demonstrasi yang telah direncanakan bergerak di beberapa wilayah Kota Yangon.
Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, mengatakan, hari Rabu kemarin adalah "hari paling berdarah" sejak kudeta 1 Februari dengan 38 kematian, menjadikan total korban lebih dari 50 orang saat militer mencoba memperkuat kekuasaannya.
Seorang juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menjawab panggilan telepon untuk mengkonfirmasikan tentang hal ini.
Partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi mengatakan, bendera akan dikibarkan setengah tiang di kantornya untuk memperingati orang-orang yang gugur dalam aksiden berdarah itu.
Baca Juga: Banyak Diminati, Ganjar Pranowo Minta Produksi Alat Deteksi Covid-19 GeNose Ditingkatkan
Schraner Burgener memperingatkan Wakil Kepala Militer Myanmar Soe Win, bahwa militer kemungkinan besar akan menghadapi tindakan keras dari sejumlah negara dan isolasi sebagai pembalasan atas kudeta tersebut.
“Kami terbiasa dengan sanksi, dan kami selamat. Kita harus belajar berjalan hanya dengan sedikit teman," katanya.
Para Diplomat mengatakan, Dewan Keamanan PBB akan membahas situasi di Myanmar tersebut pada hari Jumat, 5 Maret 2021, dalam pertemuan tertutup.
Baca Juga: Lirik Lagu Adalah Namamu dari Fiersa Besari