Diplomatik ASEAN Terhenti, Polisi Myanmar Bubarkan Protes

- 3 Maret 2021, 17:45 WIB
Saat pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar bentrok dengan pasukan militer.
Saat pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar bentrok dengan pasukan militer. /Reuters/

PR CIREBON - Pasukan keamanan melepaskan tembakan ke udara dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi anti-junta di dua kota terbesar Myanmar pada Rabu, 3 Maret 2021.

Hal pembubaran aksi demonstrasi di Myanmar terjadi sehari setelah dorongan diplomatik regional untuk membantu mengakhiri krisis selama sebulan tidak membuat kemajuan.

Setidaknya 21 orang telah tewas sejak kudeta militer pada 1 Februari terjadi, mengakhiri kemajuan tentatif Myanmar menuju pemerintahan sipil yang demokratis.

Baca Juga: Satu dari Empat Orang di Dunia Akan Alami Gangguan Pendengaran hingga Tahun 2050, Begini Cara Mencegahnya

"Oh, mataku sakit," kata seorang perempuan berseragam guru berteriak, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada Rabu, 3 Maret 2021.

Dia dan pengunjuk rasa lainnya menyebar karena diserang gas air mata di Mandalay.

Penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi, telah memicu protes yang menyebar di seluruh negeri dan menimbulkan kecemasan internasional.

Seorang aktivis di Negara Bagian Chin mengatakan pemogokan terjadi di hampir semua kotapraja.

Baca Juga: Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Wiku Adisasmito Sebut Libur Panjang Jadi Penyebab Lonjakan Kasus

"Kami bertujuan untuk menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun di negara ini yang menginginkan kediktatoran," kata Salai Lian.

Penangkapan pelacak kelompok mengatakan puluhan orang mungkin telah ditahan pada hari Selasa.

Termasuk di dalamnya seorang pengunjuk rasa yang dibawa pergi dengan todongan senjata oleh petugas keamanan.

Selain itu, Presiden yang terguling Win Myint menghadapi dua dakwaan baru.

Baca Juga: B117 Ditemukan di Indonesia, Satgas Covid-19 Pantau Perkembangan Varian Virus Corona Inggris

Termasuk satu dakwaan karena melanggar konstitusi yang dapat dihukum hingga tiga tahun penjara.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) gagal membuat terobosan dalam pertemuan virtual menteri luar negeri di Myanmar pada Selasa.

Mereka bersatu dalam seruan menahan diri, hanya empat negara saja yang menyerukan pembebasan Aung Sun Suu Kyi dan tahanan lainnya, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

"Kami menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai dan konstruktif," kata ketua ASEAN, Brunei, dalam sebuah pernyataan.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x