Polisi Myanmar Atasi Aksi Protes Warga dengan Kekerasan, Beberapa Orang Dikabarkan Tewas

- 28 Februari 2021, 16:40 WIB
Polisi Myanmar saat membubarkan protes warga negaranya dengan cara kekarasan hingga menyebabkan beberapa demonstran meninggal dunia.*
Polisi Myanmar saat membubarkan protes warga negaranya dengan cara kekarasan hingga menyebabkan beberapa demonstran meninggal dunia.* /Reuters/Stringer

PR CIREBON - Polisi Myanmar bergerak cepat untuk membasmi aksi protes terhadap pemerintahan militer sementara pada Minggu, 28 Februari 2021.

Beberapa saksi mengatakan, polisi Myanmar bahkan melemparkan granat kejut dan menembak ke udara sesekali sejak sehari sebelumnya.

Aksi yang dilakukan oleh polisi Myanmar terhadap demonstran itu mengakibatkan beberapa orang terluka.

Baca Juga: Situasi Myanmar Makin Memanas, Seorang Wanita Dikabarkan Tewas

Beberapa orang berlumuran darah terlihat dibantu menjauh dari lokasi protes di kota utama Yangon dalam gambar yang diposting oleh media.

Namun, belum jelas apakah mereka terluka oleh peluru karet atau tembakan senjata api.

Kelompok media Myanmar 'Now' mengatakan orang-orang telah ‘ditembak mati’ tetapi tidak merinci lebih lanjut.

Baca Juga: Utusan Myanmar Desak PBB Gunakan 'Segala Cara yang Diperlukan' untuk Menghentikan Kudeta Militer

Tindakan keras polisi itu dilakukan setelah televisi pemerintah mengumumkan bahwa utusan Myanmar untuk PBB telah dipecat karena dianggap mengkhianati negara.

Pemecatan itu lantaran dia dengan tegas mendesak PBB untuk menggunakan berbagai cara agar bisa membalikkan kudeta militer yang telah menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Lebih lanjut, Polisi bersiap lebih awal pada Minggu pagi dengan mengambil posisi strategis di lokasi protes utama di Kota Yangon.

Baca Juga: Militer Belum Kalah, Utusan Myanmar Harapkan PBB Lakukan Segala Cara untuk Menghentikan Kudeta

Sementara itu, pengunjuk rasa banyak yang mengenakan perlengkapan pelindung dan mulai berkumpul, kata saksi mata.

Polisi kemudian bergerak cepat untuk membubarkan massa protes.

"Polisi turun dari mobil mereka dan mulai melemparkan granat kejut tanpa peringatan," kata Hayman May Hninsi yang bersama sekelompok rekan guru di Yangon, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: Militer Belum Kalah, Utusan Myanmar Harapkan PBB Lakukan Segala Cara untuk Menghentikan Kudeta

Akibatnya, pengunjuk rasa berlarian mencari tempat perlindungan.

“Beberapa guru terluka saat berlari. Kami sedang menilai situasinya dan apakah akan keluar lagi atau tidak,” imbuhnya.

Para dokter dan pelajar dengan jas lab putih melarikan diri ketika polisi melemparkan granat setrum di luar sekolah kedokteran di bagian lain kota, menurut video yang beredar.

Baca Juga: Tolak Kediktatoran Militer, 10 Kelompok Etnis Bersenjata di Myanmar Bersatu dalam Upaya Menggulingkan Kudeta

Sementara itu, polisi di kota Mandalay menembakkan senjata ke udara dan menjebak staf medis yang memprotes di sebuah rumah sakit kota, kata seorang dokter di sana melalui telepon.

Polisi dan juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Tindakan keras tersebut tampaknya menunjukkan tekad militer untuk memaksakan otoritasnya dalam menghadapi pembangkangan yang meluas.

Baca Juga: Pengunjuk Rasa Myanmar Serukan Pemogokan Umum Terhadap Kudeta

Sehari sebelumnya, tindakan polisi dalam membubarkan protes menyebabkan kerusuhan di seluruh Myanmar.

Polisi melakukan tindakan keras demi memukul protes dengan menembakkan gas air mata, meledakkan granat kejut dan menembakkan pistol ke udara.

Seorang wanita diketahui ditembak dan terluka di pusat kota Monwya, kata 7Day News dan seorang pekerja darurat.

Baca Juga: Kudeta Myanmar Makin 'Berdarah', Tewaskan Dua Orang saat Demonstrasi

Pemimpin Junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pihak berwenang telah menggunakan kekuatan minimal.

Namun demikian, setidaknya tiga pengunjuk rasa telah tewas selama hari-hari kekacauan itu. Tentara mengatakan bahwa seorang polisi juga ikut tewas dalam kerusuhan itu.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x