Putra Mahkota Arab Saudi Disebut Laporan Intelijen AS Terlibat Pembunuhan Khashoggi, Arab Saudi: Tidak Akurat

- 27 Februari 2021, 15:30 WIB
Laporan intelijen AS sebut Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.*
Laporan intelijen AS sebut Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.* /REUTERS/Charles Platiau

PR CIREBON – Intelijen Amerika Serikat (AS) akhirnya merilis laporan kematian jurnalis AS Jamal Khashoggi.

Dalam laporan itu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman disebut-sebut terlibat dalam menyetujui pembunuhan jurnalis AS tersebut.

Menanggapi laporan itu, Arab Saudi mengatakan mereka menolak sepenuhnya penilaian dalam laporan intelijen AS yang mereka sebut negatif, salah dan tidak dapat diterima.

Baca Juga: Kembali Ada Pejabat yang Diduga Terjerat Kasus Korupsi, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Diamankan KPK

Dalam laporan AS itu, penguasa de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman disebut menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh kolumnis Washington Post pada 2018.

Saat pembunuhan itu, AS memberikan sanksi kepada beberapa dari mereka yang terlibat tetapi tidak kepada putra mahkota itu sendiri.

"Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sepenuhnya menolak penilaian dalam laporan yang berkaitan dengan kepemimpinan Kerajaan.

Baca Juga: Netizen Indonesia Jadi Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara, Ridwan Kamil: Mari Saling Memperbaiki Diri

“Kami mencatat bahwa laporan tersebut berisi informasi dan kesimpulan yang tidak akurat," kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

"Kejahatan itu dilakukan oleh sekelompok individu yang telah melanggar semua peraturan terkait dan kepemimpinan kerajaan mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa tragedi seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi," tambah pernyataan kementerian luar negeri.

Pengadilan Arab Saudi memenjarakan delapan orang tahun lalu, dalam waktu 7 hingga 20 tahun lebih atas pembunuhan Khashoggi.

Baca Juga: Top 10 Pemilik Klub Sepak Bola Terkaya di Dunia, Sheikh Mansour Bos Manchester City Duduki Nomor Wahid

Keluarganya memaafkan pembunuhnya dan mengesampingkan hukuman mati.

Khashoggi, seorang kritikus putra mahkota, terakhir terlihat di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.

Saat itu dia pergi untuk mendapatkan dokumen untuk pernikahannya yang akan datang. Tubuhnya dipotong-potong dan dipindahkan dari gedung dan jenazahnya belum ditemukan.

Baca Juga: Raih Happiness Award Berkat Kontribusinya Atasi Covid-19, Anies Baswedan: Keselamatan Warga Jadi Prioritas

Pembunuhan itu menyebabkan keributan global dan menodai citra reformis Pangeran Mohammed.

Selain itu, kejadian tersebut juga merenggangkan hubungan antara AS dan sekutu terdekat Arabnya.

"Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa kemitraan antara Kerajaan Arab Saudi dan Amerika Serikat adalah kemitraan yang kuat dan langgeng," kata pernyataan itu.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x