Varian Virus Corona California Disebut Lebih Mudah Menular dan Mampu Melawan Antibodi Vaksin

- 25 Februari 2021, 15:06 WIB
Ilustrasi virus Corona. Studi menyebutkan bahwa varian virus Corona dari California lebih menular dan mampu melawan vaksin.*
Ilustrasi virus Corona. Studi menyebutkan bahwa varian virus Corona dari California lebih menular dan mampu melawan vaksin.* /Pixabay/mattthewafflecat

PR CIREBON – Varian virus Corona baru yang muncul di California, Amerika Serikat (AS) awal tahun lalu disebut lebih mudah menular dan lebih mampu melawan antibodi vaksin dibanding varian sebelumnya.

Menurut studi baru, varian Corona tersebut yang dikenal sebagai B.1.427 / B.1.429 itu diyakini berada di balik lonjakan dramatis dalam kasus dan kematian terjadi selama liburan Thanksgiving dan Natal di California.

Studi itu juga menemukan bahwa varian Corona di California membuat partikel virus dua kali lebih banyak di dalam tubuh seseorang dan kasusnya berlipat ganda kira-kira setiap dua setengah minggu.

Baca Juga: Studi Besar-besaran secara Nyata Pertama Sebut Vaksin Pfizer dan BioNTech Sangat Efektif dalam Cegah Covid-19

Yang lain menemukan bahwa infeksi varian meningkat lebih dari 200 persen di lingkungan San Francisco selama beberapa bulan terakhir, dan itu meningkatkan risiko anggota rumah tangga terinfeksi.

Para peneliti khawatir tentang varian Inggris, yang dikenal sebagai B.1.1.7, karena peringatan dari para ahli bahwa itu akan menjadi strain paling dominan di AS pada bulan depan, dengan 204 kasus terdeteksi di California.

Tetapi, menurut para ilmuwan, varian California sama mengkhawatirkannya dan dapat menyebabkan 90 persen infeksi di negara bagian itu pada akhir Maret.

Baca Juga: Nilai Cara Anies Baswedan Selesaikan Banjir Jakarta, Guntur Romli: Perbanyak Omongan, Kerahkan Buzzer

Varian itu disebut menggerakkan 'skenario mimpi buruk' potensial dari dua strain yang bertemu dalam satu orang, bertukar mutasi dan berubah menjadi varian virus Corona yang bahkan lebih mematikan.

Ketika AS melihat penurunan kasus, rawat inap dan kematian di seluruh negeri, beberapa khawatir varian baru akan membalikkan tren dan menciptakan lonjakan dalam beberapa minggu mendatang.

“Varian itu sudah ada di sini,” kata Dr Charles Chiu, seorang profesor kedokteran laboratorium dan ahli penyakit menular di Universitas California, San Francisco, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Mail.

Baca Juga: Ikut Buka Suara soal Kerumunan Kunjungan Kerja Jokowi, dr. Tirta: Tidak Ada Tiket Undangan, Itu Antusias Warga

Varian ini pertama kali diidentifikasi pada Mei 2020 dan hampir tidak ada hingga Oktober.

Namun pada Desember, 36,4 persen dari semua sampel virus dalam pasien di rumah sakit Cedars-Sinai Los Angeles dikaitkan dengan strain tersebut.

Pada awal Februari 2021, varian tersebut ditemukan di setengah dari semua sampel yang diuji di Los Angeles.

Baca Juga: Singgung Publik Soal Banjir di Jakarta dan Semarang, Musni Umar: Saya Duga Karena Kebencian Teologis

Selama September dan Oktober, para peneliti tidak melihat tanda-tanda B.1.427 / B.1.429, seperti yang terlihat pada penelitian varian sebelumnya.

Namun pada Januari, varian itu menyumbang lebih dari 50 persen dari semua sampel virus Corona yang dianalisis secara genetik.

Chiu mengatakan bahwa virus tersebut tampaknya lebih mudah ditularkan daripada jenis sebelumnya antara 19 persen hingga 24 persen.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 25 Februari 2021: Cancer, Leo, dan Virgo Persepsimu Tak Selalu Tepat

Selain itu, varian California lebih efektif dalam menghindari antibodi yang dibuat oleh para penyintas Covid-19 atau diproduksi oleh vaksin.

Tingkat antibodi yang diproduksi sebagai respons terhadap varian California juga dua kali lipat lebih rendah.

Menurut situs yang dijalankan oleh Scripps Research, varian tersebut telah ditemukan di setidaknya 40 negara bagian AS dan 19 negara termasuk Australia, Prancis, Inggris Raya, Norwegia, dan Taiwan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 25 Februari 2021: Capricorn, Aquarius, dan Pisces Jangan Percaya pada Semua Orang

Namun, kasus-kasus tersebut hanya satu persen dari semua kasus di seluruh dunia dan hanya benar-benar melonjak di California.***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x