Amerika Catat Angka Kematian Akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia, Lebih dari 500 Ribu Orang

- 23 Februari 2021, 07:21 WIB
SEORANG warga AS, Lila Blanks bersedih menangis di samping peti mati suaminya, Gregory Blanks (50 tahun) yang meninggal karena komplikasi Covid-19, sebelum pemakamannya di San Felipe, Texas, pada 26 Januari 2021.*
SEORANG warga AS, Lila Blanks bersedih menangis di samping peti mati suaminya, Gregory Blanks (50 tahun) yang meninggal karena komplikasi Covid-19, sebelum pemakamannya di San Felipe, Texas, pada 26 Januari 2021.* /Callaghan O'Hare/Reuters

PR CIREBON — Masyarakat Amerika Serikat hampir tidak bisa mempercayai jika di negaranya angka kematian akibat Covid-19 melampaui 500.000 jiwa.

Kematian akibat Covid-19 itu dianggap sesuatu yang mengerikan, ketika pemerintahan Joe Biden meningkatkan vaksinasi Covid-19 di tengah penurunan infeksi harian.

Namun, catatan data jelas menunjukan lebih dari 500.000 orang di Amerika Serikat yang terkonfirmasi positif Covid-19 telah meninggal.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 23 Februari 2021: Aries, Taurus, dan Gemini Jangan Mempersulit Diri

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera, data tersebut berdasarkan laporan Universitas Johns Hopkins, yang menyatakan jumlah kematian tertinggi sejauh ini dari negara mana pun yang ada di dunia.

Di Amerika Serikat mencapai penghitungan yang mengerikan pada hari Senin, 22 Februari 2021, dalam hitungan waktu sekitar setahun, setelah kematian pertama yang diketahui dilaporkan di negara bagian California.

Presiden AS Joe Biden, di Gedung Putih pada Senin malam, mengeluarkan pernyataan resmi yang menyerukan warga Amerika Serikat untuk mengingat semua orang yang meninggal selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: BMKG: Gempa 5,8 Magnitudo Guncang Buol Sulawesi Tengah Dini Hari

"Pada minggu ini selama musim dingin yang gelap dari pandemi Covid-19, lebih dari 500.000 orang Amerika sekarang telah meninggal karena virus corona.

“Lebih banyak orang Amerika yang meninggal dalam satu tahun pandemi ini dibanding total kematian yang diakibatkan dari Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Vietnam.

“Pada kesempatan ini, kami merenungkan kehilangan mereka dan orang yang mereka cintai yang ditinggalkan.

Baca Juga: Kapolri Keluarkan Surat Edaran Terkait Penanganan Kasus UU ITE, Begini Poin-poinnya

"Kita, sebagai Bangsa, harus mengingat mereka agar kita dapat mulai menyembuhkan, bersatu, dan menemukan tujuan sebagai satu Bangsa untuk mengalahkan pandemi Covid-19 ini," ungkap Joe Biden.

Dalam beberapa pekan terakhir, tingkat infeksi Covid-19 mulai turun ketika pemerintahan Joe Biden meningkatkan vaksinasi dan memberlakukan lebih banyak social distancing demi kesehatan masyarakat untuk mencoba menekan penyebaran virus corona.

Tetapi pada hari Minggu, dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di negara Amerika Serikat, mengatakan, sementara jumlah kasus menurun dengan cepat dari puncaknya baru-baru ini.

Baca Juga: Duta Besar Italia Tewas di Kongo, Tepat Saat Serangan di Kawasan Tiga Antena Nyrangongo

Meski begitu, menurutnya, orang Amerika perlu tetap berhati-hati karena AS belum memvaksinasi cukup banyak orang untuk mendapatkan kekebalan tubuh.

“Kami belum pernah melihat apa pun yang mendekati ini selama lebih dari 100 tahun, sejak pandemi influenza 1918.

"Itu adalah sesuatu yang membuat merinding ketika Anda melihat angkanya, hampir tidak bisa dipercaya, tapi itu fakta," kata Fauci.

Baca Juga: Resmi Nikahi Wendy Walters, Reza Arap Tulis Kalimat Manis nan Haru: Aku Sendiri Tidak Pernah Bisa Bayangkan

“Lereng yang menurun benar-benar luar biasa, sangat curam dan menurun dengan sangat, sangat cepat. Namun kami masih berada pada level yang sangat tinggi.

"Garis dasar infeksi harian masih sangat, sangat tinggi. Kami ingin mendapatkan garis dasar itu sangat, sangat, sangat rendah sebelum kami mulai berpikir bahwa kami sudah keluar dari masalah," tutup Fauci.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x