Ungkap Strategi Konflik Timur Tengah, Mantan Pejabat Pemerintahan Trump sebut Upaya Bangun Ibukota Politik

- 30 Januari 2021, 18:32 WIB
Donald Trump.
Donald Trump. /Instagram.com/@realdonaldtrump

Trump telah mengumumkan pada 2017, bahwa AS akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Baca Juga: Setujui Larangan untuk Mantan Anggota HTI dan FPI Jadi ASN, Ferdinand Hutahaean: Keputusan Tepat!

Langkah itu dirayakan di Israel tetapi secara luas dikritik oleh negara lain karena merugikan kepentingan Palestina yang didukung secara internasional.

Trump secara sepihak mengakui kedaulatan Israel atas Golan pada 2019 dan melanggar hukum internasional.

Israel telah merebut wilayah itu dari Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967.

Baca Juga: Soal Cuitan Permadi Arya, Ferdinand: Saya Tidak Yakin Dia Punya Niat Rasisme ke Natalius Pigai

“Ini adalah fakta yang tidak akan pernah berubah di lapangan. Yerusalem tidak akan pernah berubah menjadi ibu kota Israel. Israel tidak akan pernah mengembalikan Dataran Tinggi Golan ke Assad atau rezim lain di Suriah.

“Kami melakukan hal yang sama. Kami membangun ibukota politik dengan Bahrain, dengan Maroko dengan UEA,” lanjutnya.

O'Brien menjelaskan, pemerintahannya memberi tahu negara-negara tersebut bahwa AS akan mendukung ketiganya, dengan keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang merupakan ancaman serius bagi kawasan.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Amplop Merah saat Imlek, Berikut Cara Memberi dan Menerimanya

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah