Studi Ungkap Kematian Akibat Bunuh Diri di Jepang Melonjak 16 Persen Selama Gelombang Kedua Covid-19

- 19 Januari 2021, 12:46 WIB
Ilustrasi bunuh diri.
Ilustrasi bunuh diri. //Pixabay/Rebcenter

Studi tersebut, berdasarkan data kementerian kesehatan dari November 2016 hingga Oktober lalu.

Pihaknya menemukan angka bunuh diri anak melonjak 49% pada gelombang kedua, sesuai dengan periode setelah penutupan sekolah secara nasional.

Perdana Menteri Yoshihide Suga bulan ini mengeluarkan keadaan darurat Covid-19 untuk Tokyo dan tiga prefektur sekitarnya.

Baca Juga: Bahas Chat Mesum Rizieq Shihab, Teddy Gusnaidi: Bukan Keinginan Pemerintah atau Pengalihan Isu

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membendung penyebaran yang kembali melonjak.

Dia memperluasnya minggu lalu ke tujuh prefektur lagi, termasuk Osaka dan Kyoto.

Taro Kono, menteri reformasi administrasi dan peraturan, mengatakan pada Kamis bahwa sementara pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang keadaan darurat, dan menyebut itu tidak dapat membunuh ekonomi.

“Orang-orang khawatir tentang Covid-19. Tapi banyak orang juga bunuh diri karena kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, dan tidak bisa melihat harapan. Kami perlu mencapai keseimbangan antara mengelola Covid-19 dan mengelola ekonomi,” pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Japan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah