Setelah 6 Tahun Usai Diluncurkan, Kapsul Berisi Sampel Asteroid Tiba di Jepang untuk Diteliti

- 23 Desember 2020, 07:25 WIB
Ilustrasi asteroid.*
Ilustrasi asteroid.* /Pixabay/UKT2

PR CIREBON- Pejabat Badan Antariksa Jepang merasa senang dengan kembalinya kapsul kecil berisi sampel tanah asteroid yang diperoleh oleh pesawat luar angkasa.

Sampel tanah asteroid dibawa oleh pesawat luar angkasa yang diberi nama Hayabusa2.

Para Pejabat Badan Antariksa Jepang cemas menunggu untuk melihat sampel tersebut setelah persiapan selesai pada 8 Desember 2020.

Baca Juga: Normalisasi Hubungan dengan Israel, AS Janjikan Triliun Rupiah ke Indonesia

Pesawat Hayabusa2 menjatuhkan kapsulnya dari luar angkasa dan mendarat seperti yang direncanakan di Pedalaman Australia pada akhir pekan. 

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Times of Israel, Kapsul tiba di Jepang pada hari 8 Desember 2020 lalu dan akan dipelajari untuk pengetahuan tentang asal-usul tata surya dan kehidupan di Bumi.

Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang mengatakan kapsul itu, yang ditutup rapat dan disimpan dengan hati-hati dalam kotak kontainer, tiba di fasilitas penelitiannya di Sagamihara, dekat Tokyo, untuk dianalisis.

Baca Juga: Bayi Gajah Tertabrak Sepeda Motor, Tim Penyelamat Berhasil Kembalikan Kesadarannya

"Ini benar-benar seperti mimpi," ucap Yuichi Tsuda, manajer proyek Hayabusa2. 

"Setelah 5,2 miliar kilometer (3,2 miliar mil) perjalanan luar angkasa yang memakan waktu enam tahun, (kapsul) telah kembali dan sekarang ada di sini bersama kita," ujarnya.

Pejabat misi harus menunggu hingga minggu depan untuk melihat ke dalam.

Baca Juga: Varian Virus Covid-19 Baru Muncul di Inggris, WHO Sebut Hal Normal dalam Evolusi Virus

"Saya sangat ingin mengetahui apakah sampel tersebut benar-benar ada di dalam, dan berapa banyak yang ada di sana," ungkap manajer misi Makoto Yoshikawa.

Pada akhir perjalanan sepanjang tahun dari asteroid Ryugu, lebih dari 300 juta kilometer (190 juta mil) dari Bumi, Hayabusa2 merilis kapsul pada hari Sabtu dari 220.000 kilometer (136.700 mil) di luar angkasa, berhasil mengirimnya ke darat di daerah yang ditargetkan di gurun yang jarang penduduknya di Australia.

Pekerjaan presisi yang sangat tinggi di akhir misi enam tahun Hayabusa2 membuat banyak orang Jepang kagum.

Baca Juga: Kemarin Langit Inggris Tertutup Awan Saat Terjadi Fenomena Alam 'Bintang Natal' Jupiter dan Saturnus

Diluncurkan pada Desember 2014, pesawat luar angkasa Hayabusa2 tak berawak mendarat dua kali tahun lalu di asteroid.

Meskipun permukaan berbatu yang tidak terduga memaksa tim misi untuk merevisi rencana pendaratan, pesawat ruang angkasa berhasil mengumpulkan data dan sampel tanah dari dua lokasi, di permukaan dan dari bawah tanah.

Para ilmuwan mengatakan sampel yang diambil dari bawah permukaan asteroid kemungkinan besar berisi data dari 4,6 miliar tahun lalu yang tidak terpengaruh oleh radiasi ruang angkasa dan faktor lingkungan lainnya.

Baca Juga: Tak Laporkan Kematian Ibunya, Pria ini Malah Simpan Jasad sang Ibu di Ruang Tamu

Mereka secara khusus tertarik mempelajari bahan organik dalam sampel untuk mempelajari tentang bagaimana mereka didistribusikan di tata surya, dan apakah itu terkait dengan kehidupan di Bumi.

Usui mengatakan, bergantung pada jumlah sampel, prioritas dalam penelitian akan ditempatkan pada analisis mineral, variasi bahan organik dan strukturnya, serta kronologi sampel.

"Semua orang tertarik pada bahan organik, termasuk saya sendiri," kata Usui.

Baca Juga: Satu Keluarga Ditemukan Tewas, Usai Sang Ayah Curhat di Facebook tentang Pengkhianatan

Lebih lanjut, ia berharap untuk bisa mengetahui bagaimana mereka berevolusi saat diangkut ke Bumi dan Mars. 

Usi menyebutkan bahwa dia dan timnya ingin menemukan bukti, bukan teori, dari hipotesis yang akan mereka lakukan.

Yuichi Tsuda mengatakan dia mengharapkan kejutan.

"Saya sangat menantikan untuk menemukan materi organik tak terduga yang tidak pernah kita pikirkan, yang memiliki geometri molekul kompleks, atau mineral yang mengandung air," terangnya.

Baca Juga: Mengejutkan, Permainan Superseed di Facebook Sudah Prediksi Gus Yaqut Sebagai Menteri Agama

Sampel akan dirawat di ruang bersih di fasilitas Sagamihara untuk menghindari dampak eksternal.

Setelah studi awal di Jepang selama sekitar satu tahun, beberapa sampel akan dibagikan dengan NASA dan ilmuwan internasional lainnya untuk studi lebih lanjut mulai tahun 2022.

Pemeriksaan awal di fasilitas pemeriksaan cepat di Australia mendeteksi gas tak dikenal dari kapsul, tanda terkait dengan angin matahari atau sampel dari Ryugu.

Baca Juga: Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Menteri PANRB: ASN dan Keluarga Diimbau Tidak Berpergian

JAXA akan menganalisis lebih lanjut gas-gas tersebut, yang dapat memberikan informasi tentang unsur organik dan air.

Di luar fasilitas JAXA di Sagamihara, anggota senior tim Hayabusa2 dan fans lokal berbaris untuk menyambut kedatangan kapsul.

Kapsul tersebut diangkut dari bandara dengan truk, beberapa memegang tanda bertuliskan "Selamat datang kembali!"***

 

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah