PR CIREBON - Apa yang disebut dengan pesawat kiamat yang akan digunakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin jika terjadi serangan nuklir, telah dibobol dan peralatannya dilucuti.
Ilyushin-80 sedang menjalani perawatan di sebuah lapangan terbang di Taganrog di Rusia selatan ketika pencuri menyerang, membobol palka kargo dan menggesekkan perlengkapan senilai 13.600 Dolar AS atau setara dengan Rp193 juta, menurut Moscow Times.
Sepatu dan sidik jari ditemukan di dalam pesawat.
Juru bicara Putin Dmitry Peksov mengatakan perampokan itu termasuk ke dalam situasi darurat dan berjanji bahwa langkah-langkah akan diambil agar tidak terjadi hal yang sama untuk ke depannya.
Baca Juga: Wakil Ketua DPR Sebut Pendidikan Karakter Solusi Cegah Perundungan dan Kekerasan Terhadap Anak
Kementerian Dalam Negeri tidak merinci apa yang dicuri.
Pembobolan pertama kali terlihat Jumat lalu. Tiga puluh sembilan unit listrik di dalam pesawat telah dilepas.
Pakar militer Rusia berspekulasi bahwa peralatan itu dicuri karena beberapa mengandung emas dan platinum. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post pada Sabtu, 12 Desember 2020.
Pesawat rahasia itu dimodifikasi dari pesawat jet Soviet selama akhir Perang Dingin untuk berfungsi sebagai pos komando udara bagi pejabat tinggi untuk mengendalikan pasukan mereka selama krisis.
Baca Juga: Kritik Sumpah Haikal Hassan, Muannas Alaidid: Dosa Besar Antum, Berdusta Atas Nama Rasulullah
Itu adalah satu dari empat pesawat yang dibangun untuk menahan gelombang elektromagnetik dan memiliki sedikit jendela untuk melindungi penumpangnya dari ledakan nuklir, kata Moscow Times.
Pesawat serupa yang pertama diyakini telah terbang pada tahun 1985.
Selusin orang telah diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan pencurian tersebut, REN-TV melaporkan minggu ini.
Taganrog, hampir 700 mil di selatan Moskow, adalah rumah bagi Beriev Aircraft Company, sebuah perusahaan yang dikendalikan negara.
Beriev melaporkan pencurian itu ke polisi pekan lalu.
Kementerian dalam negeri dan Beriev menolak berkomentar kepada Agence France-Presse.***