Pakai Sertifikat Palsu Bebas Covid-19 saat Hendak Wisata, Beberapa Turis Akhirnya Ditangkap Petugas

14 November 2020, 17:56 WIB
ILUSTRASI alat pengecekan suhu tubuh.* /Pixabay/

PR CIREBON - Dengan terjadinya gelombang kedua pandemi virus Corona jenis baru yang masih menyebar ke seluruh negara di dunia, penumpang internasional yang melakukan perjalanan melalui udara diketahui telah melanggar peraturan utama Covid-19.

Alih-alih mengamankan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) negatif dalam 72 waktu penerbangan mereka, yang menentukan apakah seseorang terinfeksi oleh virus Covid-19 atau tidak, beberapa pelancong membeli hasil tes palsu beberapa jam sebelum keberangkatan mereka.

Hal itu jelas dapat membahayakan penumpang lain, karena dapat menimbulkan terjadinya penularan Virus Corona tanpa disadari.

Dalam sebuah keterangan, Pejabat kesehatan di Prancis pada hari Jumat, 13 November 2020 mengatakan bahwa tujuh orang ditangkap karena telah menjual sertifikat palsu yang menunjukkan hasil Covid-19 negatif untuk pelancong di bandara terbesar Paris, Charles de Gaulle.

Baca Juga: Diam-Diam Menkeu Sri Mulyani Pinjam Dana ke Australia, Guna Hadapi Resesi saat Pandemi Covid-19

Enam pria dan seorang wanita, berusia antara 29 dan 52 tahun itu kemudian didakwa dengan pemalsuan dan keterlibatan dalam penipuan.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari TRT World, sertifikat palsu itu dijual kepada penumpang seharga $ 180 hingga $ 360 atau sekira Rp 2,5 – 5 juta.

Penyelidikan itu dimulai setelah adanya penemuan seorang penumpang, yang check in untuk penerbangan pada bulan September ke Addis Ababa, dengan dokumen palsu yang mengkonfirmasi hasil tes negatif.

Baca Juga: Erupsi Gunung Merapi Saat Ini Semakin Bahaya, Berpotensi Akan Ada Banjir Lahar Dingin

Sedangkan, hal serupa juga dilaporkan The Lancashire Telegraph yang mengatakan terkait adanya beberapa penumpang yang menggunakan sertifikat palsu untuk penerbangan ke Pakistan.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa orang dapat mencetak hasil palsu tersebut atas nama dokter dan menunjukkannya kepada staf check-in di bandara Inggris.

Sejak 5 Oktober lalu, semua pengunjung internasional ke Pakistan harus membuktikan hasil negatif Covid-19 - mereka harus diuji dalam waktu 96 jam sejak dimulainya penerbangan.

Baca Juga: Meski Acara Habib Rizieq di Bogor Tertib, Kapolda Jabar: Masyarakat Masih Abai Protokol Kesehatan

Sementara itu, seorang pria dari Blackburn mengatakan bahwa dia mendapatkan tes negatif dari temannya. Dia mengubah nama dan mencetaknya untuk digunakan sebelum penerbangan. Tiba-tiba, perjalanannya ke Pakistan dapat dicapai dengan sempurna.

“Anda bisa mendapatkan hasil tes negatifnya dan mengubah nama dan tanggal lahir menjadi milik Anda. Anda juga bisa menyematkan tanggal tes yang berada dalam batas waktu yang disyaratkan.  Anda mengunduh email, mengubahnya, lalu mencetaknya,” tutur pria itu kepada Lancashire Telegraph.

“Orang-orang melakukan ini karena Anda tidak bisa mendapatkan tes Covid-19 jika Anda harus bepergian ke Pakistan jika terjadi keadaan darurat. Sulit untuk mendapatkannya kecuali Anda adalah pekerja kunci,” lanjutnya.

Selain itu, pada bulan lalu, empat orang turis ditangkap di Brasil karena diduga memalsukan tes Covid-19 dalam upaya mencapai Fernando de Noronha, salah satu pulau di lepas utara Brasil. Menurut pernyataan media setempat, kedua pria dan dua wanita itu ditangkap setelah mendarat.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: TRT World

Tags

Terkini

Terpopuler