Sejumlah Negara Bersaing Ciptakan Vaksin Covid-19, Populasi Ikan Hiu Justru Terancam Terbunuh

29 September 2020, 15:35 WIB
Ilustrasi ikan hiu. /EyeEm

PR CIREBON - Di tengah Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, vaksin menjadi komoditas penting yang ditunggu oleh warga dunia untuk segera mengakhiri wabah virus.

Sejumlah negara di dunia masih berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin Covid-19 untuk mengakhiri pandemi.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan vaksin virus Corona pun tak sama untuk setiap perusahaan farmasi. Namun, sejumlah kandidat vaksin membutuhkan minyak alami (squalane), yang merupakan minyak alami dari hati ikan hiu.

Baca Juga: Jakarta Belum Bisa Terapkan PSBM ala Jokowi, Gerindra: Pemetaan Zona Merah hingga RT Jadi Kendala

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Sky News, perusahaan farmasi asal Inggirs, GlaxoSmithKline, saat ini menggunakan squalane dari ikan hiu untuk memproduksi vaksin covid-19 yang mereka produksi.

Squalane diperlukan sebagai bahan untuk meningkatkan efektivitas vaksin agar imun menjadi lebih kuat.

Perusahaan asal Inggris menyebut akan memproduksi satu miliar dosis bahan squalane pada Mei 2021 mendatang. Namun, produksi vaksin yang menggunakan bahan dari ikan hiu ini justru mengancam populasi ikan hiu.

Baca Juga: PSBM Dinilai Lebih Efektif Kurangi Kasus Covid-19, Golkar : Mungkin Bisa Diterapkan di DKI Jakarta

 

Kelompok peduli ikan hiu di California 'Shark Allies', mengingatkan jika seluruh dunia menerima satu dosis vaksin ikan hiu maka akan ada sekitar 250.000 hiu yang harus dibunuh.

Sementara, jika dua dosis vaksin corona dibutuhkan maka jumlah hiu yang dibunuh akan menjadi 500 ribu ekor.

Shark Allies menegaskan bahwa cara ini tidak bisa terus berlanjut, menyuruh perusahaan farmasi untuk mencari terobosan lain, misal dari sintetis tebu yang difermentasi.

Baca Juga: Tiap 16 Detik Nyawa Hilang Akibat Covid-19 , Catat Lebih dari Satu Juta Warga Global Meninggal Dunia

"Memproduksi sesuatu dengan mengeksploitasi hewan liar tidak akan pernah menjadi solusi berkelanjutan," kata Stefanie Brendl, pendiri dan direktur eksekutif Shark Allies.

Terlebih, hiu merupakan predator teratas yang tidak berkembang biak dalam jumlah yang besar.

Sementara itu, banyak beragam pertanyaan dan pro kontra mengenai berapa banyak hiu yang harus dikorbankan demi mencukupi kebutuhan vaksin corona yang akan didistribusikan kepada manusia.

Baca Juga: PDIP Masih Nilai Anies Baswedan Lambat, Meski Sediakan 3 Tempat Isolasi hingga Turunkan Kasus Aktif

"Ada begitu banyak yang tidak diketahui tentang seberapa besar dan berapa lama pandemi ini akan berlangsung.

"Lalu berapa banyak yang harus dilalui, sehingga jika terus menggunakan hiu, jumlah hiu yang diambil untuk produk ini bisa sangat tinggi, tahun demi tahun," pungkasnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler