Kontak Erat Keluarga Bisa Tularkan Virus, Peneliti Sebut Pasien Terinfeksi Covid-19 di Rumah

27 Juli 2020, 20:50 WIB
ILUSTRASI Covid-19 //PIXABAY

PR CIREBON - Seorang ahli epidemiologi yang berasal dari Korea Selatan menemukan sebuah kemungkinan baru, di mana orang-orang lebih mungkin tertular virus corona dari anggota rumah, dibandingkan kontak dengan orang di luar rumah.

Kesimpulan tersebut didapatkan dari sebuah penelitian yang diterbitkan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan AS (CDC) pada 16 Juli 2020.

Penelitian tersebut telah menunjukkan bahwa kurang dari 2 persen pasien terinfeksi virus corona dari luar rumah.

Sementara itu, hampir 12 persen pasien terinfeksi dari kontak erat keluarga yang berada di rumahnya sendiri.

Baca Juga: Nadiem Makarim Buat Gaduh Dunia Pendidikan, DPR Sebut Kinerjanya Perlu Dievaluasi Kembali

Berdasarkan kelompok umur, tingkat infeksi dalam rumah lebih tinggi dan kasus pertama yang dikonfirmasi adalah remaja atau orang berusia 60-an hingga 70-an.

"Ini mungkin karena kelompok usia ini lebih cenderung melakukan kontak dekat dengan anggota keluarga karena kelompok ini lebih membutuhkan perlindungan atau dukungan," ujar Jeong Eun-kyeong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) dan salah satu penulis penelitian, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Sementara itu, Dr. Choe Young-june yang merupakan asisten profesor Fakultas Kedokteran Universitas Hallym yang ikut memimpin penelitian ini, mengatakan anak-anak berusia sembilan tahun ke bawah paling tidak mungkin menjadi pasien indeks.

Baca Juga: Djoko Tjandra Rajin Mangkir Sidang dan Pelesiran, Kuasa Hukum Siap Pasang Badan Jadi Tersangka

Anak-anak yang menderita Covid-19 juga lebih cenderung tidak menunjukkan gejala dibandingkan orang dewasa, membuatnya lebih sulit untuk mengidentifikasi kasus indeks dalam kelompok itu.

“Perbedaan dalam kelompok umur tidak memiliki signifikansi yang besar dalam terinfeksi Covid-19. Anak-anak bisa lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus, tetapi data kami tidak cukup untuk mengonfirmasi hipotesis ini,” kata Choe.

Data penelitian telah dikumpulkan antara tanggal 20 Januari dan 27 Maret, ketika virus corona baru menyebar secara eksponensial dan ketika infeksi harian di Korea Selatan mencapai puncaknya.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler