Bela Rusia, Penasihat Top Presiden Zelensky Mengundurkan Diri Dari Kantor Kepresidenan Ukraina

18 Januari 2023, 13:16 WIB
Penasihat Presiden Zelensky, Aleksey Arestovich mengundurkan diri dari kantor Kepresidenan Ukraina /@Ramses_Xrd/Twitter

SABACIREBON – Kabar tak menyenangkan muncul kantor Kepresidenan Ukraina yang menyebutkan salah satu penasihat top Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Aleksey Arestovich mengundurkan diri dari kantor kepresidenan secara resmi pada Selasa, 17 Januari 2023.

Pengunduran diri yang dilakukan oleh penasihat presiden Zelensky, Aleksey Arestovich itu dipicu akibat komentarnya yang dinilai memojokkan Angkatan Bersenjata Ukraina yang kemudian menimbulkan kritikan keras dari warganya sendiri.

Baca Juga: Pernikahan Anak Dibawah Umur di Majalengka Cukup Tinggi, Begini Penjelasannya

Pasalnya, Arestovick geram mendengarkan klaim Kementerian Pertahanan Ukraina yang mengatakan jika rudal supersonik Rusia Kh-22 telah menyebabkan ledakan mematikan di Dnepr.

Namun dalam sebuah wawancara dengan wartawan asal Ukraina Ramina Eshakzai, ia mengakui secara langsung bahwa pasukan Ukraina telah menembakkan rudal mematikan ke area sipil di Dnipr yang merenggut sedikitnya 40 nyawa dan melukai 79 orang, sementara 25 orang dinyatakan hilang.

Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan ! Pendaftaran Magenta (Magang) BUMN Telah Dibuka

Tak lama setelah komentarnya tersiar, Arestovich kemudian membagikan surat pengunduran dirinya yang ditulis tangan dan ditujukan kepada Andrey Yermak, kepala staf Zelensky, pada Selasa pagi, 17 Januari 2023.

"Saya menulis surat pengunduran diri. Saya ingin membuktikan perilaku yang beradab. Kesalahan mendasar berarti pengunduran diri," tulis Arestovich.

Ia juga kemudian melayangkan permintaan maaf kepada mereka yang ‘sangat terluka’ oleh kata-katanya, tetapi tidak ‘kepada orang-orang yang menyebarkan masalah ini’.

Baca Juga: Surabaya dan Malang Kalah, Ternyata Ini Daerah Terkaya di Jawa Timur, Coba Tebak

“Tingkat kebencian yang ditujukan kepada saya tidak sebanding dengan konsekuensi dari kesalahan siaran,” kata Arestovich dikutip Saba Cirebon pada Rabu, 18 Januari 2023.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Ukraina membantah terlibat dalam tragedi di Dnepr dan mengklaim jika pihaknya tidak memiliki kemampuan untuk mencegat rudal jelajah udara Kh-22 Rusia.

Namun Kementerian Pertahanan Rusia menyangkal telah menargetkan situs militer dan elemen infrastruktur energi Ukraina selama serangan pada hari Sabtu, 14 Januari 2023.

Baca Juga: Bandung Lautan Sampah

Kremlin menyalahkan Kiev atas kematian warga sipil, dengan juru bicaranya Dmitry Peskov menyatakan bahwa "tragedi ini adalah akibat dari tindakan rudal pertahanan udara," imbuhnya.

Sampai hari ini, konflik di Ukraina masih terus berlangsung setelah hampir satu tahun berlalu sejak serangan pertama pada 24 Februari 2022 lalu.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada Selasa, 17 Januari 2023, secara total sejak awal operasi militer khusus, 372 pesawat, 200 helikopter, 2.891 kendaraan udara tak berawak, 401 sistem rudal anti pesawat telah dieliminasi.

Baca Juga: Keren ! Rumah Tertua di Dunia Ternyata adanya di Kabupaten Majalengka, Cek Disini

Lalu 7.549 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 984 kendaraan tempur dari berbagai sistem peluncuran roket, 3.853 artileri dan mortir, serta 8.081 unit kendaraan militer khusus telah dihancurkan.*** 

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: TASS

Tags

Terkini

Terpopuler