Network
PERSOALAN yang sedang dihadapi di Kota Bandung saat ini adalah masalah sampah. Sudah hampir satu minggu, sampah di kota ini tidak bisa diangkut secara maksimal. Bahkan boleh dikatakan tidak terangkut.
Sudah pasti para ketua RW se-Kota Bandung sedang gundah gulana. Bahasa "pa RW kunaon sampah teu diangkut angkut wae?" Ungkapan warga yang kerap terngiang-ngiang. Biasanya, ketua RW hanya bisa berkata "Sabar ya pak bu, sedang diupayakan". Padahal tak tahu juga jadual pengangkutan kembali normal. Hanya pihak Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan (DLHK) Kota Bandung yang tahu.
Sampah memang masih menjadi isu yang perlu diselesaikan bersama di Kota Bandung. Sebanyak 1.500 ton sampah dihasilkan setiap harinya di ibukota Jawa Barat ini.
Baca Juga: Keren ! Rumah Tertua di Dunia Ternyata adanya di Kabupaten Majalengka, Cek Disini
Betul apa yang dikatakan Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna: mindset atau pandangan terhadap sampah perlu diubah dari permasalahan menjadi potensi. Tapi bagaimana caranya? Sampai sekarang belum ada formula yang tepat buat mengatasi semua itu.
Kota Bandung mempunyai masalah tersendiri. Sebab sampai sekarang, Kota Bandung tidak mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sendiri. Masih menumpang di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Bisa dibayangkan, bila bupati "ngadat" dan menolak pembuangan sampah ke kawasannya. Bakal runyam. Kota Bandung jadi lautan sampah.
Sistem kelola sampah ini, sudah saatnya melibatkan peran dari masyarakatnya. Upaya itu sudah diarahkan pihak Pemkot Bandung. Lewat program Kang Pisman -- Kurang, Pisahkan dan Manfaatkan. Dalam praktiknya, belum cukup dipatuhi. Semua sampah masuk tong sampah. Tak ada pemilahan seperti anjuran.
Baca Juga: Inilah Fenomena 5 Pohon Ajaib yang Tak Lazim Tumbuh di Majalengka, Berikut Ini Penjelasannya
Program Kang Pisman sudah jelas untuk menanggulangi permasalahan sampah yang menumpuk di Kota Bandung. Kalau saja program itu benar- benar bisa diterapkan, minimal bisa mengurangi volume sampah di Kota Bandung. Jangan sampai menjadi Bandung lautan sampah.
