Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba: Afrika Tuduh Moskow Picu Krisis Globa

14 Oktober 2022, 07:20 WIB
Ilustrasi MLRS Rusia menembakkan bom termobarik di perang Ukraina // Army Technology

SABACIREBON – Perang yang melanda Ukraina dengan Rusia sudah hampir masuk bulan kesembilan. Alih-alih mendekati akhir, perang justru semakin mengkhawatirkan berbagai negara, terutama Eropa.

Kabar terbaru menyebutkan, Rusia bahkan mengklaim empat provinsi di Ukraina kini sudah resmi berada dalam kekuasaannya setelah dilakukan referendum kepada penduduk setempat.

Namun putusan Presiden Vladimir Putin mendapat merlawanan dari sejumlah negara anggota PBB yang segera menggelar sidang untuk membahas klaim Rusia tersebut.

Baca Juga: Kompetisi Berhenti, Para Pemain PERSIB Ternyata Disuruh Ini

Perang Rusia dan Ukraina selama berbulan-bulan juga disinyalir memicu beberapa krisis global.

"Afrika dan Ukraina berada dalam perahu yang sama", ujar Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Kamis 13 Oktober 2022.

Afrika menuduh Moskow memicu krisis global yang telah membuat benua itu terhuyung-huyung karena kekurangan pangan.

"Setiap roket Rusia tidak hanya mengenai Ukraina, tetapi juga merusak kualitas hidup orang Afrika," ujarnya.

Baca Juga: Biar tak Menyesal, Sebelum Memilihnya, Kenali Sinyal Pasangan Berpotensi Lakukan KDRT

Kuleba, dalam jumpa pers virtual, mengatakan serangan  baru terhadap Ukraina memaksanya untuk mempersingkat turnya di benua Afrika tersebut.

Dia membalas tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan bulan lalu bahwa hampir semua biji-bijian Ukraina yang dikirim didasarkan pada kesepakatan yang didukung PBB.

Diketahui pengiriman biji-bijian tersebut digadang-gadang untuk meredakan krisis pangan global.

Putin mengklaim biji-bijian itu dikirim ke negara-negara Eropa yang kaya, bukan negara-negara yang dilanda kekeringan seperti Afrika.

Baca Juga: Kasus KDRT Rizky Billar Resmi Ditahan Polisi, Ini Lama Penahanan Awal dan Bisa Diperpanjang

"Sejak Juli, 830.000 ton biji-bijian telah dikirim ke negara-negara Afrika," katanya.

Diplomat top Ukraina memulai tur ke Afrika minggu lalu, mengunjungi Senegal, Pantai Gading, Ghana, dan Kenya.

Hal itu terjadi sebelum serangan di Kyiv dan kota-kota lain yang memaksanya untuk kembali lebih cepat dari jadwal.

Keempat negara itu termasuk di antara 143 negara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca Juga: Dua Korban Tragedi Kanjuruhan akan Diautopsi Pekan Depan

Diketahui negara tersebut memberikan suara mendukung resolusi pada hari Rabu yang mengutuk aneksasi Rusia atas bagian-bagian Ukraina.

“Saya sangat senang melihat bahwa keempat negara yang saya kunjungi di Afrika mendukung resolusi ini," kata Kuleba.

Dia juga menyambut baik keputusan Eritrea untuk abstain dari pemungutan suara tujuh bulan setelah negara itu menjadi salah satu negara paling tertutup di dunia.

Eritrea sebelumnya memberikan suara menentang resolusi pada Maret untuk mengutuk invasi awal Rusia ke Ukraina.***

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler