Terapung di Perahu Kayu Usang, Bangladesh akan Mengarantina Ratusan Muslim Rohingya

8 Mei 2020, 17:55 WIB
Sebuah kapal yang membawa pengungsi Rohingya ditahan di perairan teritorial Malaysia di lepas pantai Langkawi pada 16 Apri /EPA

 

PIKIRAN RAKYAT - Angkatan Laut Bangladesh telah menyelamatkan sekira 280 muslim Rohingya dari Teluk Benggala, dan menarik kapal mereka yang terdampar ke sebuah pulau tempat di mana mereka akan dikarantina.

Salah seorang penjaga pantai dan para pejabat angkatan laut pada Jumat, 8 Mei 2020 mengatakan, karantina perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, sebuah perahu kayu usang terlihat pada Kamis pagi di perairan Bangladesh, kemudian dibawa ke Bhasan Char, sebuah pulau dataran rendah di lepas pantai selatan, tempat pemerintah membangun perumahan dan tempat berlindung dari topan. 

Baca Juga: Sebut Roy Tak Konsumsi Narkoba, Pengacara: Roy Stres Akibat Covid-19 Sehigga Harus Minum Obat Tidur

"Mereka kelaparan dan kami telah memberi mereka makanan dan air. Rencananya adalah membawa mereka untuk dikarantina selama 14 hari. Nanti pemerintah akan memutuskan," kata seorang perwira angkatan laut, yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Angkatan laut dan penjaga pantai siap bersiaga untuk kapal-kapal lain di perairan Bangladesh, karena laut mungkin akan berubah lebih ganas dalam menghadapi perubahan musim.

Pada Februari, Bangladesh nampaknya mendukung rencana penyelesaian pengungsi Rohingya di Bhasan Char, yang kemudian mendapat kecaman keras dari PBB dan badan-badan bantuan.

Baca Juga: Siap Dukung WHO Lacak Asal-Usul Covid-19, Menlu Tiongkok: AS Berbohong untuk Tutupi Kebohongan Lain

Namun, kekuatan virus corona nampaknya telah membujuk pihak berwenang Bangladesh untuk setidaknya menggunakan fasilitas di pulau tersebut untuk mengarantina muslim Rohingya yang diselamatkan.

Akhir pekan lalu, sekira 29 Rohingya ditemukan di kapal lain yang terapung di laut juga dibawa ke pulau itu, yang sekarang memiliki penerangan listrik dan menara telepon seluler.

Perahu lain yang berlabuh di pantai Bangladesh pada pertengahan April dipenuhi oleh ratusan Rohingya yang kelaparan dan kurus kering. 

Baca Juga: Sebut Ada Kejanggalan di Balik Tertangkapnya Roy Kiyoshi, Kuasa Hukum: Ada yang Mau Hancurkan Roy

Korban selamat mengungkapkan beberapa lusin telah meninggal di kapal selama berminggu-minggu di laut.

Lebih dari satu juta Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsi yang luas di Bangladesh selatan, sebagian besar telah tiba dari Myanmar pada akhir 2017 setelah melarikan diri dari tindakan keras militer yang menurut PBB dilakukan dengan niat genosidal.

Militer membantah perihal genosida dan mengatakan mereka melakukan kampanye yang sah terhadap pemberontak yang menyerang pos polisi.

Baca Juga: Warga Banyumas Terus Kembalikan BLT Di Tengah Pandemi, Ganjar Pranowo: Selalu Ada yang Baik

Selama bertahun-tahun, Rohingya yang ingin melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar atau kemiskinan kamp di Bangladesh, telah melakukan perjalanan laut yang berbahaya ke selatan dengan harapan mencapai Thailand atau Malaysia.

Pada 2015, ratusan Rohingya meninggal setelah penumpasan di Thailand menyebabkan penyelundup meninggalkan muatan manusia mereka di laut.

PBB telah mendesak pemerintah untuk membiarkan kapal-kapal itu mendarat, tetapi pemerintah-pemerintah Asia Tenggara telah memperketat perbatasan mereka untuk mencegah virus corona jenis baru.

Baca Juga: Cegah Kerumunan saat PSBB, Petugas Berlakukan Buka Tutup Jalan Tuparev Cirebon

Dan bahkan di Malaysia yang sebagian besar Muslim, simpati terhadap pengungsi Rohingya tampaknya telah mulai terkikis.***

 

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler