Persingkat Waktu Penyembuhan, AS Optimis Obat Remdesivir Sukses Kalahkan Virus Corona

30 April 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi Obat //Unsplash

PIKIRAN RAKYAT - Pejabat pemerintah Amerika Serikat untuk pertama kalinya mengumumkan obat yang diproduksi perusahaan Gilead benar-benar efektif mengobati virus corona.

Bahkan, Remdesivir, nama obat tersebut, memilki kemampuan mempersingkat waktu pemulihan meningkat 31 persen, dengan rata-rata penyembuhan 11 hari, jika dibandingkan 15 hari perawatan biasa.

Rincian lengkap memang belum dipublikasikan. Tapi, para ahli mengatakan, obat ini menunjukan hasil yang begitu memuaskan, berpotensi menyelamatkan bahyak nyawa.

Baca Juga: Prank Batal Puasa Dapat Rp 10 Juta Tuai Kecaman Warganet, Youtuber Hasanjr11 Minta Maaf

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs ABC News, Institut Kesehatan Nasional, Dr. Anthony Fauci mengatakan, obat ini mampu memblokir virus corona, berdasarkan hasil penelitian yang telah dibuktikan sebelumnya.

"Apa yang telah dibuktikan adalah bahwa obat dapat memblokir virus ini. Ini akan menjadi standar perawatan, dan setiap perawatan potensial lainnya sekarang harus diuji atau dikombinasikan dengan remdesivir," ujarnya.

Baca Juga: Lusinan Jenazah Ditumpuk di dalam Truk, Ditemukan Usai Tercium Bau Busuk yang Menyeruak

Sebelumnya, tidak ada obat yang disetujui untuk mengobati virus corona yang telah menewaskan sekitar 226.000 orang di seluruh dunia sejak muncul akhir tahun lalu di Tiongkok.

Sedangkan, pengobatan yang efektif untuk menangkal Covid-19 memiliki efek mendalam pada dampak pandemi ini, terutama karena vaksin kemungkinan akan diluncurkan dalam waktu satu tahun atau lebih.

Fauci mengungkapkan hasilnya saat berbicara dari Gedung Putih. Remdesivir sedang dievaluasi dalam setidaknya tujuh studi utama, tetapi yang ini, dipimpin oleh NIH, melaui serangkaian tes paling ketat.

Baca Juga: Setahun Terjerat Kasus Jual Beli Jabatan, Romahurmuziy Resmi Bebas dari Jeruji Besi

Lebih lanjut, Elizabeth Hohmann, yang mendaftarkan 49 pasien dalam percobaan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, mengatakan para pemimpin studi diberitahu Selasa malam bahwa hasilnya didasarkan pada sampel pertama dari 460 pasien.

"Ada lebih dari 1.000 dalam penelitian ini sehingga lebih banyak informasi yang akan datang dan hasil lengkap perlu dilihat, aku optimis namun tetap hati-hati," ujarnya.

Kemudian, Babafemi Taiwo, kepala penyakit menular di Northwestern Medicine, yang juga berpartisipasi dalam penelitian ini, menyebut hasil itu 'sangat menarik'.

Baca Juga: Video Klaim Kematian Kim Jong Un Beredar, Korut akan Beri Hukuman Berat bagi Pengkhianat

"Untuk pertama kalinya kami memiliki uji coba besar yang dilakukan dengan baik, menunjukkan bantuan pengobatan, ini bukan obat ajaib tapi pasti lebih baik daripada apa pun yang kita miliki," ujarnya.

Fauci mengatakan hasil parsial menunjukkan bahwa obat itu memiliki 'efek positif signifikan yang jelas' memperpendek waktu untuk keluar rumah sakit hingga empat hari.

Sebagai perbandingan, obat antivirus untuk flu memperpendek penyakit sekitar satu hari rata-rata dan hanya ketika dimulai dalam satu atau dua hari gejala pertama kali muncul.

Baca Juga: Para Ahli Ungkap 4 Alasan Negara Barat Lebih Besar Terdampak Corona Dibandingkan Asia

Sebelumnya, dalam penelitian remdesivir, sekitar 8 persen dari mereka yang menggunakan obat meninggal dibandingkan 11,6 persen dari kelompok pembanding.

Tetapi perbedaannya tidak cukup besar bagi para ilmuwan untuk mengatakan bahwa obat adalah alasannya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler