Perdana Menteri Malaysia Secara Tegas Tidak akan Berkompromi Jika Ada Ancaman di Laut Cina Selatan

4 Oktober 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi - Perdana Menteri Malaysia tegas menyampaikan bahwa negara tidak berkompromi dalam menjaga kedaulatannya. /Asia Sentinel

PR CIREBON - Keadaan di Asia Tenggara diantaranya di Laut Cina Selatan tampaknya semakin memanas.

Seperti yang diketahui sebelumnya, persaingan militer antara Rusia dan Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS) kini semakin nyata dirasakan di region tersebut.

Salah satu pemicunya adalah dengan dibuatnya kerja sama politik dan militer AUKUS yakni antara Australia, Inggris, dan AS.

Baca Juga: Kecam Tiongkok yang Kirimkan Pesawat Tempur ke Wilayah Taiwan, AS: Merusak Perdamaian

Manuver tersebut membuat kecaman dari beberapa negara, mulai dari Prancis bahkan Indonesia juga ikut bersuara.

Indonesia menyebut Australia telah berbohong dan tidak menepati janjinya yaitu berkaitan dengan non-proliferasi nuklir.

Pernyataan juga dirilis pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan menyoroti Kapal Selam Nuklir yang kini dimiliki Australia.

Baca Juga: Mendadak Trending, Anime Boruto Episode 218: Kurama Akan Pergi untuk Selama-lamanya?

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Kemlu, Indonesia mengungkapkan keprihatinannya atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan.

Selain itu, dari pernyataan tersebut Indonesia juga menekankan pentingnya komitmen Australia  untuk memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir.

Dan mendorong Australia untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan sesuai dengan Treaty of Amity and Cooperation.

Baca Juga: Lima Manfaat Kunyit, Cegah Radikal Bebas hingga Bantu Kurangi Kadar Gula Darah

Di sisi lain, Malaysia melalui Perdana Menteri, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengungkapkan kalau negaranya akan memperkuat sektor pertahanan nasional atau militer negara.

Bahkan Perdana Menteri Malaysia dengan lantang menegaskan kalau negaranya tidak akan berkompromi dengan ancaman yang datang dari Laut Cina Selatan.

Hal tersebut terus dikatakan Perdana Menteri Malaysia sejak dirinya masih menjabat Menteri Pertahanan baik forum nasional maupun internasional.

Baca Juga: Soroti Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur, Rizal Ramli: Siapa yang Mau Tinggal di Situ?

“Kami mengatakan tidak akan kompromi dalam hal kedaulatan kami,” ujar Perdana Menteri Malaysia yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Star pada Minggu, 3 Oktober 2021.

Perdana Menteri Malaysia sendiri memasukan kebijakan Industri Pertahanan dan Keamanan Nasional kedalam salah satu dari sembilan bidang yang menjadi fokusnya.

Dia mengatakan kalau masalah keamanan sangat penting, karena pembangunan atau perkembangan negara akan terhambat jika terjadi kekacauan dan  ketidakamanan.

Baca Juga: Tanggapi Serial Squid Game, Fiersa Besari: Seharusnya Film Ini Berhenti Ketika...

“Tentunya pemerintah sudah lama memperhatikan keamanan dan pertahanannya,” ucapnya.

Bahkan anggaran kita tahun lalu meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena kedaulatan negara tidak bisa dikompromikan,” sambung Perdana Menteri Malaysia.

Ismail Sabri membuktikan diantaranya adalah Ops Benteng yang dipimpin oleh Angkatan Bersenjata Malaysia dan dibantu oleh 11 instansi lainnya.

Baca Juga: 3 Zodiak Yang Menyakiti Orang yang Mereka Cintai 4 Oktober 2021, Salah Satunya Virgo!

Mereka berhasil mencegah masuknya imigran gelap yang berpotensi membawa Covid-19 ke Malaysia.

Dia menambahkan kalau upaya tersebut diperkuat dengan penambahan 19 posko perbatasan dan pembangunan kamp-kamp baru, khususnya di Sabah dan Sarawak.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: The Star Kemlu

Tags

Terkini

Terpopuler