Studi Baru Sebut Pandemi dengan Skala Seperti Covid-19 Mungkin Terjadi Lagi dalam 60 Tahun ke Depan

24 Agustus 2021, 19:40 WIB
Ilustrasi pandemi - Sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti menyebutkan bahwa kemungkinan 60 tahun ke depan, pandemi dalam skala Covid-19 terjadi lagi. /Pixabay/fernandozhiminaicela

PR CIREBON – Baru-baru ini, para peneliti yang melakukan studi baru memperingatkan bahwa pandemi lain dalam skala Covid-19 kemungkinan akan menyerang dunia dalam 60 tahun ke depan.

Menurut tim yang dipimpin oleh para ahli dari Universitas Padua di Italia, Covid-19 adalah salah satu wabah virus paling mematikan dalam lebih dari satu abad.

Tim peneliti itu, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Mail, mempelajari penyebaran penyakit di seluruh dunia selama 400 tahun terakhir untuk memprediksi risiko di masa depan.

Baca Juga: Dampak Gempa Haiti Masih Terasa, Orang Tua Khawatirkan Masa Depan Anak-anak: Alami Kelaparan dan Infeksi

Mereka menemukan bahwa secara statistik, pandemi ekstrem menjadi lebih mungkin, dan yang berikutnya akan terjadi pada tahun 2080.

Para peneliti  itu menemukan bahwa kemungkinan pandemi dengan dampak serupa dengan Covid-19, dan pada skala global yang serupa, adalah sekitar dua persen setiap tahun.

Ini berarti bahwa seseorang yang lahir pada tahun 2000 akan memiliki sekitar 38 persen peluang untuk mengalaminya.

Baca Juga: Indonesia Akan Produksi Dua Jenis Vaksin pada Tahun 2022

Peneliti tidak mengeksplorasi alasan di balik peningkatan risiko, tetapi mengatakan kemungkinan karena pertumbuhan populasi, perubahan sistem pangan, degradasi lingkungan dan lebih seringnya kontak antara manusia dan hewan pembawa penyakit.

Tim itu juga menemukan bahwa kemungkinan pandemi besar lainnya terus meningkat, dan bahwa kita harus lebih siap menghadapi risiko di masa depan.

Penulis studi tersebut, Marco Marani dan tim, menggunakan metode statistik baru untuk mengukur skala dan frekuensi wabah penyakit tanpa intervensi medis segera.

Baca Juga: Ini Dia Bocoran Drakor Police University: Kang Sun Ho dan Oh Kang Hee Akan Alami Masalah Tak Terduga

Analisis mereka meliputi wabah, cacar, kolera, tifus dan berbagai virus influenza baru selama empat abad terakhir.

Mereka menemukan variabilitas yang cukup besar dalam tingkat di mana pandemi telah terjadi di masa lalu, selain juga menemukan pola dalam frekuensi wabah.

Ini memungkinkan mereka untuk memprediksi kemungkinan peristiwa berskala serupa terjadi lagi.

Baca Juga: Kritik Rencana KPK Gandeng Mantan Koruptor, Mardani Ali Sera: Amat Ironis

"Hal yang paling penting adalah bahwa pandemi besar seperti Covid-19 dan flu Spanyol relatif mungkin terjadi," kata rekan penulis William Pan, dari Duke University.

“Studi ini membuat kita memahami bahwa pandemi tidak begitu langka itu harus meningkatkan prioritas upaya untuk mencegah dan mengendalikannya di masa depan,” tambahnya.

Pada kasus pandemi paling mematikan dalam sejarah modern yakni Flu Spanyol, risiko kejadian serupa terjadi lagi berkisar antara 0,3 persen hingga 1,9 persen per tahun.

Baca Juga: BLT Anak Sekolah Belum Cair? Segera Cek Nama Penerimanya Melalui Cara Berikut

Dengan cara lain, angka-angka itu berarti secara statistik kemungkinan bahwa pandemi skala ekstrem seperti itu akan terjadi dalam 400 tahun ke depan.

Tim juga menemukan bahwa risiko wabah yang intens, yaitu pada skala yang mirip dengan Covid-19 atau Flu Spanyol, berkembang pesat.

Mereka melihat tingkat peningkatan patogen baru seperti SARS-CoV-2 pada populasi manusia dalam 50 tahun terakhir sebagai bagian dari penelitian baru.

Baca Juga: Soal Perpanjangan Batas Waktu Evakuasi dari Afghanistan, AS: Itu Keputusan Presiden

Hasil ini mengungkapkan bahwa wabah penyakit baru kemungkinan akan tumbuh tiga kali lipat dalam beberapa dekade mendatang.

Dengan menggunakan faktor ini, Marani dan rekannya memperkirakan bahwa pandemi dengan skala yang serupa dengan Covid-19 kemungkinan akan terjadi dalam rentang waktu 59 tahun.

Mereka juga menghitung kemungkinan pandemi yang mampu melenyapkan semua kehidupan manusia, menyebut kemungkinan secara statistik dalam 12.000 tahun ke depan.

Baca Juga: Hoshi SEVENTEEN Ungkap Tentang Kepribadian Aslinya: Saya Benar-benar Jujur Saat Bersama...

Tim mengatakan analisis statistik hanya berusaha untuk mengkarakterisasi risiko, bukan untuk menjelaskan apa yang mendorongnya, tetapi berharap itu akan memicu eksplorasi lebih dalam tentang alasan tersebut.

“Ini menunjukkan pentingnya tanggapan dini terhadap wabah penyakit dan membangun kapasitas untuk pengawasan pandemi pada skala lokal dan global,” jelas para peneliti.

Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler