Atlet Afghanistan Minta Tolong Agar Bisa Tampil di Paralimpiade Tokyo

18 Agustus 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi - Atlet Afghanistan minta pertolongan agar bisa ke Paralimpiade Tokyo. /Instagram/@paralympics

PR CIREBON - Atlet Afghanistan Zakia Khodadadi pada Selasa (17 Agustus 2021) meminta pertolongan ketika ia berupaya keluar dari Kabul, yang kini dikuasai Taliban.

Zakia Khodadadi ingin menghidupkan kembali mimpinya menjadi atlet putri pertama dari negaranya di Paralimpiade.

Komite Paralimpiade Afghanistan (APC) sebelumnya pada Senin menyatakan dua atlet mereka batal tampil di Paralimpiade Tokyo 2020 menyusul kerusuhan yang diakibatkan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Bicara Tentang Ragam Budaya Indonesia : Nah Loh Nggak Sadar Terjajah Budaya Kan?

Diketahui, Taliban telah menguasai kota-kota besar dan sekarang mengendalikan sebagian besar Afghanistan.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, atlet para-taekwondo Khodadadi dalam pesan video dari Kabul yang diteruskan oleh Chef de Mission APC Arian Sadiqi yang berbasis di London untuk Reuters mengatakan bahwa dia merasa "terpenjara".

Bagaimana tidak, ia tinggal dengan keluarga besarnya tapi tidak mampu pergi keluar dengan rasa aman untuk berlatih, belanja atau sekadar mengunjungi rekan dan kerabatnya.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Rabu 18 Agustus 2021: ANTV, Trans 7, dan TV One

Berbicara dalam bahasa Farsi, dan diterjemahkan oleh Reuters, Khodadadi mengatakan merasa menjadi beban tambahan bagi kerabatnya yang tidak memiliki cukup makanan untuk anak-anak mereka sendiri.

"Saya memohon kepada kalian semua, bahwa saya seorang perempuan Afghanistan dan sebagai wakil dari perempuan Afghanistan saya meminta tolong kepada Anda," kata dia.

"Niat saya berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020, tolong genggam tangan saya dan bantu saya.

Baca Juga: Rayakan HUT RI, Zaskia Adya Mecca Kenalkan Ragam Budaya Indonesia ke Anak-anak: Abis Kapan Lagi?

"Saya mendesak Anda semua, mulai dari perempuan di seluruh dunia, institusi untuk perlindungan perempuan dari semua organisasi pemerintah, untuk tidak membiarkan hak-hak warga perempuan Afghanistan di gerakan Paralimpiade direnggut begitu saja.

"Kenyataannya adalah kami telah mengangkat diri kami sendiri dari situasi ini, bahwa kami telah mencapai begitu banyak, ini tidak bisa dianggap enteng. Saya telah banyak berkorban, saya tidak ingin perjuangan saya sia-sia dan tanpa hasil. Bantu saya."

Khodadadi dan atlet lari Hossain Rasouli dijadwalkan untuk tiba di Tokyo pada Selasa tapi kini tak bisa melakukan penerbangan.

Baca Juga: Siapkan Bantuan untuk Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 di Bogor, Bima Arya: Kita Jaga Masa Depan Mereka

Semetara itu, Kelompok Taliban mengatakan kepada para reporter dalam konferensi pers pertama mereka di Kabul pada Selasa bahwa mereka akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.

Konferensi pers itu digelar setelah Amerika Serikat dan negara-negara Barat sekutunya mengevakuasi diplomat dan warga mereka, menyusul kekacauan di bandara Kabul ketika warga Afghanistan berupaya kabur dari terminal yang dipadati oleh kelompok Taliban itu.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler