Di Tengah Kekacauan Politik, Myanmar Diprediksi Alami Kasus Covid-19 'Mengerikan' dalam 2 Minggu ke Depan

30 Juli 2021, 10:15 WIB
Myanmar diperingatkan akan mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang 'mengerikan' dalam 2 minggu ke depan, menurut Inggris. /Reuters/ Stringer//

PR CIREBON – Setengah dari rakyat Myanmar dengan jumlah populasi hingga 54 juta dapat terinfeksi Covid-19 dalam waktu dua minggu ke depan.

Peringatan soal Covid-19 dan Myanmar itu diutarakan oleh Inggris terhadap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Kamis, 29 Juli 2021 waktu setempat.

Pertemuan itu disebut Inggris sebagai tanggapan atas apa yang menurutnya situasi Covid-19 ‘mengerikan’ di Myanmar.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Memutuskan Gelar Pernikahan di Musim Hujan

Myanmar telah alami kekacauan sejak militer mengambil alih kendali pada Februari, ditambah dengan naiknya lonjakan kasus Covid-19.

Inggris mendesak Dewan PBB untuk memastikan resolusi 2565, yang menuntut gencatan senjata di zona konflik untuk memungkinkan pengiriman vaksin Covid-19 yang aman, dihormati di Myanmar.

"Sangat penting bagi kami untuk mempertimbangkan bagaimana menerapkannya," pinta duta besar Inggris Barbara Woodward, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan, 30 Juli 2021: Taurus Gelisah, hingga Gemini Ada Peluang

Negara Asia Tenggara itu berada dalam kekacauan sejak pemerintah militer mengambil alih kekuasaan.

Banyak rumah sakit tidak memiliki peralatan yang memadai untuk mengatasi beban kasus Covid-19 yang melonjak setelah banyak staf medis keluar sebagai protes atas kudeta tersebut.

PBB memperkirakan hanya 40 persen fasilitas perawatan kesehatan Myanmar yang masih dapat berfungsi.

Baca Juga: 5 Karakter Tersembunyi Zodiak Scorpio, Salah Satunya Terlahir sebagai Pemimpin

Badan dunia itu juga memperkirakan bahwa pasukan militer telah melakukan setidaknya 260 serangan terhadap personel dan fasilitas medis, menahan setidaknya 67 pejabat medis.

"Dengan gelombang baru Covid-19 yang menyebar seperti api di seluruh negeri, sangat disayangkan bahwa lebih banyak nyawa akan hilang karena militer Myanmar mempersenjatai Covid-19 untuk melawan rakyat," kata juru bicara pemerintah persatuan nasional Susanna Hla Hla Soe.

Otoritas militer sedang mencari bantuan dari negara-negara sahabat untuk mengatasi virus Corona, menurut media pemerintah pekan ini.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan, 30 Juli 2021: Aquarius Seimbang, Pisces Beruntung, dan Aries Sibuk

Kurang dari 5.000 kasus baru Covid-19 dilaporkan pada Rabu, 28 Juli 2021, naik dari sekitar 50 per hari pada awal Mei.

Akan tetapi, para analis mengatakan jumlah korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Sekitar 1,75 juta orang sejauh ini telah divaksinasi, menurut pemerintah militer.

Baca Juga: Empat Zodiak yang Pandai Menabung, Salah Satunya Capricorn

Pekan lalu sejumlah dosis Sinopharm yang disumbangkan tiba dari Tiongkok, tetapi vaksin itu akan diprioritaskan untuk mereka yang tinggal di sepanjang perbatasan Tiongkok-Myanmar.

Tiongkok juga telah memasok lebih dari 10.000 tembakan ke kelompok pemberontak yang beroperasi di dekat perbatasan selatannya di Myanmar.

Negara tetangga itu berusaha menghentikan masuknya kasus dari negara yang dilanda kudeta.

Baca Juga: Bintangi Drama Korea 'Hometown Cha-Cha-Cha', Kim Seon Ho Tunjukkan Pesona yang Berbeda!

Pemerintah militer telah memesan total empat juta dosis vaksin dari Tiongkok pada awal bulan ini, dan Beijing akan menyumbangkan dua juta lagi.

Sedangkan pengiriman vaksin sebanyak 1,5 juta dosis juga tiba dari India awal tahun ini.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler