Banyak Unggah Video Soal Orang Hilang di Xinjiang, Kanal Kelompok Hak Asasi Manusia Sebut Videonya Dihapus

27 Juni 2021, 20:00 WIB
Sebuah kelompok hak asasi manusia yang mengunggah video tentang orang hilang di Xinjiang menyebut beberapa video mereka dihapus YouTube. /Reuters/Petar Kujundzic

PR CIREBON – Sebuah kelompok hak asasi manusia yang kanalnya berhasil ditonton jutaan orang di YouTube mengakui beberapa videonya telah dihapus.

Kelompok hak asasi manusia itu menayangkan video yang berisi kesaksian dari orang-orang yang mengatakan keluarga mereka telah menghilang di wilayah Xinjiang, Tiongkok.

Usai dihapus, kelompok hak asasi manusia itu pun memindahkan video mereka pada layanan yang kurang dikenal publik, Odysee.

Baca Juga: Tarzan Nyata Habiskan 41 Tahun Hidup di Hutan, Tidak Tahu Perempuan dan Tak Mengerti Seks

Kelompok yang mendapat apresiasi dari organisasi internasional seperti Human Rights Watch itu berhasil menarik perhatian karena mengunggah pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Namun, mereka mendapat kecaman dari otoritas Kazakh sejak didirikan pada 2017.

Hal itu diutarakan oleh Serikzhan Bilash, seorang aktivis Kazakh kelahiran Xinjiang yang ikut mendirikan saluran tersebut dan telah ditangkap beberapa kali karena aktivitasnya.

Baca Juga: Berikan Gambaran soal Covid-19 Varian Delta pada Deddy Corbuzier, dr. Tirta: Jangan Baca yang Bikin Panik

Menurutnya, penasihat pemerintah mengatakan kepadanya lima tahun lalu untuk berhenti menggunakan kata ‘genosida’ dalam menggambarkan situasi di Xinjiang.

Ia menduga perintah itu datang dari tekanan pemerintah Tiongkok terhadap Kazakhstan.

"Tapi itu hanya sebuah fakta. Orang-orang yang memberikan kesaksian berbicara tentang orang yang mereka cintai,” ujar Bilash, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: Simak Persyaratan Umum Menginstal Microsoft Windows 11, Bisakah Laptop atau PC Anda Menggunakannya?

Kanal Hak Asasi Manusia bernama Atajurt Kazakh itu telah mengunggah hampir 11.000 video di YouTube dengan total lebih dari 120 juta penayangan sejak 2017.

Ribuan di antara video tersebut menampilkan orang-orang yang berbicara di depan kamera tentang kerabat yang mereka katakan telah menghilang tanpa jejak di wilayah Xinjiang, Tiongkok.

Seperti diketahui, Xinjiang adalah wilayah di mana para ahli dan kelompok hak asasi manusia PBB memperkirakan setidaknya satu juta orang telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Epidemi Virus Corona Pernah Melanda 20.000 Tahun Lalu, Begini Dampaknya Bagi Dunia

Pada 15 Juni, kanal tersebut diblokir karena melanggar pedoman YouTube, setelah 12 videonya dilaporkan karena melanggar kebijakan perundungan siber dan pelecehan.

Administrator kanal itu telah mengajukan banding atas pemblokiran 12 video antara April dan Juni.

“Meskipun beberapa video berhasil diaktifkan kembali, YouTube tidak memberikan penjelasan mengapa video lain tidak boleh ditonton,” kata administrator kanal yang tidak disebutkan namanya itu.

Baca Juga: Canggih! Teknologi Kamuflase Israel Bisa Membuat Tentara Tidak Terlihat

Sementara itu, YouTube menjelaskan bahwa kanal itu menerima teguran untuk video yang berisi orang-orang dengan kartu identitas yang jelas untuk membuktikan bahwa mereka memang berhubungan dengan orang-orang yang hilang di Xijiang.

Tindakan itu, menurut YouTube, melanggar kebijakan yang melarang informasi pengenal pribadi muncul di kontennya.

YouTube meminta Atajurt untuk memburamkan kartu identitas, tetapi Atajurt ragu-ragu untuk mematuhinya karena khawatir hal itu akan mengurangi kepercayaan penonton pada video mereka.

Baca Juga: Dinyatakan Bersalah Telah Bunuh Ayah Tiri, Wanita Prancis Ini Justru Dibela Keluarga Korban, Begini Alasannya

Khawatir akan pemblokiran lebih lanjut oleh YouTube, kanal tersebut memutuskan untuk mencadangkan konten ke Odysee.

Situs web itu dibangun di atas protokol blockchain yang disebut LBRY, yang dirancang untuk memberi lebih banyak kendali pada pembuat konten.

Saat konten di kanal tersebut dipindahkan, administrator Atajurt mengaku menerima serangkaian pesan otomatis lain dari YouTube.

Baca Juga: Bagaimana Mengetahui Apakah Pria Benar-Benar Jatuh Cinta pada Anda? Simak Ciri-Cirinya Menurut Sains

Pesan itu menyatakan bahwa video mereka telah dihapus dari tampilan publik, kali ini karena kekhawatiran bahwa video yang diunggah dapat mempromosikan organisasi kriminal yang kejam.

“Ada alasan lain setiap hari. Saya tidak pernah mempercayai YouTube,” kata Serikzhan Bilash, salah satu pendiri Atajurt.

“Tapi kami tidak takut lagi, karena kami membackup diri dengan LBRY. Yang paling penting adalah keamanan material kami,” tambahnya

Baca Juga: Ajak Arumi Bachsin dan Wagub Jatim Emil Dardak House Tour di Rumahnya, Raffi Ahmad: Engga Berpengaruh ...

Bilash mengatakan peralatannya termasuk hard disk dan ponsel telah disita beberapa kali di Kazakhstan, sehingga ia menjadikan YouTube satu-satunya tempat di mana seluruh koleksi video disimpan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler