Tayyip Erdogan Desak Vladmir Putin dan PBB Untuk Tegas, Sebut srael Harus Diberi Pelajaran

14 Mei 2021, 17:16 WIB
Presiden Turki Erdogan desak sejumlah pihak untuk beri pelajran kepada Israel. /Reuters/

PR CIREBON - Presiden Turki, Tayyip Erdogan mendesak Vladmir Putin, Presiden Rusia dan PBB untuk bersikap tegas terhadap Israel.

Dewan Keamanan PBB harus segera turun tangan untuk melindungi warga Palestina, kata presiden Turki kepada Presiden Rusia.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa komunitas internasional harus memberi Israel pelajaran yang kuat dan mencegah atas perilakunya terhadap Palestina.

Baca Juga: Rayakan Lebaran Idul Fitri 1442 H, Ridwan Kamil: Tahun Ini Istimewa karena Kehadiran Anak Bungsu

Erdogan membuat komentar itu selama panggilan telepon dengan Putin, kata Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, seperti dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari laporan Al Jazeera pada 12 Mei 2021.

Permusuhan berkobar setelah Hamas, yang memerintah Jalur Gaza yang terkepung, mengeluarkan ultimatum menuntut agar Israel mundur pasukan keamanannya dari kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem setelah tindakan keras terhadap warga Palestina.

Tiga hari berturut-turut polisi Israel menggerebek situs tersuci ketiga Islam, menembakkan peluru baja berlapis karet, granat kejut dan gas air mata ke arah jamaah Palestina di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan CDC yang Kontroversial, dr. Tirta: Saya Sih Enggak Mau Buru-buru Euforia Dulu

Peningkatan tersebut dipicu oleh rencana Israel untuk secara paksa mengusir penduduk dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki untuk memberi jalan bagi pemukim Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak serangan terbaru dimulai mencapai 56 orang, termasuk 14 anak-anak. Lebih dari 300 lainnya terluka. Enam orang Israel juga tewas.

Pernyataan Turki mengatakan Erdogan menekankan perlunya komunitas internasional untuk memberi Israel pelajaran yang kuat dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera campur tangan dengan pesan yang tegas dan jelas kepada Israel.

Baca Juga: Sebelum Berkunjung, Kenali Beragam Satwa Langka di Kebun Binatang Ragunan

Pernyataan itu mengatakan Erdogan menyarankan kepada Putin bahwa pasukan perlindungan internasional untuk melindungi Palestina harus dipertimbangkan.

Erdogan akhir tahun lalu menyatakan keinginan untuk melihat hubungan antara Turki dan Israel membaik, setelah bertahun-tahun ketidaksepakatan atas pendudukan Tel Aviv di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap Palestina.

Turki, yang pada 1949 menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel, pertama kali memutuskan hubungan dengan Israel pada 2010.

Baca Juga: Sempat Bertanya-tanya Soal Pesan Sang Suami Sebelum Meninggal. Istri Sapri Pantun: Dia Sudah Pesan Gitu

Itu terjadi setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina dibunuh oleh pasukan komando Israel yang menaiki kapal milik Turki, Mavi Marmara, yang merupakan bagian dari armada yang mencoba mengirimkan bantuan dan mematahkan blokade maritim Israel selama setahun di Gaza.

Blokade Israel di Jalur Gaza yang diduduki telah dilakukan sejak Juni 2007, ketika Israel memberlakukan blokade darat, laut, dan udara kedap udara di daerah tersebut.

Mereka memulihkan hubungan pada 2016, tetapi hubungan memburuk lagi pada 2018.

Baca Juga: Syawal Ini Jadi Bulan Penting dalam Hidupmu? Maka Buat 8 Janji Ini dengan Pasanganmu Sebelum Menikah

Pada Mei tahun itu, Ankara menarik utusannya karena serangan mematikan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung yang memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sering bertukar komentar yang marah, tetapi kedua negara terus berdagang satu sama lain.

Pada Agustus tahun ini, Israel menuduh Turki memberikan paspor kepada belasan anggota Hamas di Istanbul, menggambarkan langkah tersebut sebagai "langkah yang sangat tidak ramah" yang akan dilakukan pemerintahnya dengan pejabat Turki.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Jantung Menurut sang Ahli, Salah Satunya Tidur Cukup

Hamas merebut Jalur Gaza yang terkepung dari pasukan yang setia kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas pada 2007 setelah memenangkan pemilihan legislatif pada 2006. 

Sejak itu, Israel telah mengintensifkan pengepungannya dan melancarkan tiga serangan militer yang berlarut-larut di Gaza.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler