Lebanon dan Israel Gelar Perbincangan Lanjutan Soal Sengketa Perbatasan Laut Mediterania, Ini Perkembangannya

5 Mei 2021, 05:30 WIB
Ilustrasi Laut Mediterania. /Pixabay/PublicDomainPictures

PR CIREBON - Lebanon dan Israel tengah melakukan perbincangan yang dimediasi oleh Amerika Serikat mengenai sengketa perbatasan Laut Mediterania yang telah menghambat eksplorasi hidrokarbon di daerah yang berpotensi kaya gas itu.

Dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Aljazeera, pembicaraan antara Lebanon dan Israel, dimulai di pangkalan PBB di Kota Naqura, Lebanon Selatan.

Berkaitan dengan perbincangan Lebanon dan Israel ini disampaikan oleh Kantor Berita Nasional pada hari Selasa, 4 Mei 2021.

Baca Juga: Sukses Berakting di Ikatan Cinta, Amanda Manopo Ungkap Perbedaan Karakter Aslinya dengan Andin

Lebanon dan Israel mengambil bagian dalam pembicaraan tidak langsung untuk membahas demarkasi tahun lalu.

Namun, mereka terhenti setelah Lebanon menuntut wilayah yang lebih luas, termasuk bagian dari ladang gas Karish, di mana Israel telah memberikan hak eksplorasi kepada sebuah perusahaan Yunani.

Pembicaraan tahun lalu seharusnya membahas permintaan Lebanon atas wilayah seluas 860 km persegi atau 330 mil persegi di wilayah maritim yang disengketakan.

Baca Juga: Lampaui 20 Juta Kasus, Peneliti Klaim Varian Baru Covid-19 N440K di Selatan India 15 Kali Lebih Mematikan!

Hal ini menurut peta yang dikirim ke PBB pada tahun 2011 lalu.

Namun, Lebanon kemudian mengatakan peta itu didasarkan pada perhitungan yang salah dan menuntut 1.430sq km atau 552 mil persegi lebih jauh ke selatan, termasuk sebagian dari Karish.

"Pembahasan akan dimulai dari bagian yang kami tinggalkan," kata seorang sumber di kepresidenan Lebanon kepada kantor berita AFP.

Baca Juga: 7 Manfaat Lidah Buaya, Salah Satunya Ampuh Atasi Jerawat hingga Ketombe

Lebih lanjutm mereka mengatakan, baik Israel dan Lebanon menuntut garis demarkasi yang berbeda.

“Kami tidak menerima garis yang mereka usulkan, dan mereka tidak menerima garis kami, jadi kami akan melihat apa yang disarankan mediator.”

Bulan lalu, Presiden Lebanon Michel Aoun menuntut Israel menghentikan semua eksplorasi di Karish sampai perselisihan itu diselesaikan.

Baca Juga: Masuk Usia 6 Minggu Kehamilan, Nathalie Holscher Cek Kandungan Tanpa Sule

Pada Februari 2018, Lebanon menandatangani kontrak pertamanya untuk pengeboran minyak dan gas lepas pantai di Blok 4 dan 9, dengan konsorsium yang terdiri dari raksasa energi Total, ENI dan Novatek.

Lebanon pada bulan April mengatakan pengeboran awal di Blok 4 telah menunjukkan jejak gas, tetapi tidak ada cadangan yang layak secara komersial.

Washington mengatakan pada hari Jumat diskusi akan ditengahi oleh diplomat AS John Desrocher.

Baca Juga: Berhati Mulia, Suzy dan J-Hope BTS Berdonasi dalam Rangka Hari Anak di Korea

Selain itu disebutkan, dimulainya kembali pembicaraan langkah positif menuju resolusi yang telah lama ditunggu.

Desrocher tiba di Beirut pada Senin malam untuk mengambil bagian dalam pembicaraan, menurut kantor berita The Associated Press.

Politisi Lebanon berharap bahwa sumber daya hidrokarbon yang layak secara komersial di lepas pantai Lebanon dapat membantu mengangkat negara yang dililit utang itu keluar dari krisis ekonomi terburuknya dalam beberapa dekade.

Tetapi pemerintah Lebanon mengundurkan diri setelah ledakan besar di pelabuhan Beirut pada Agustus 2020, dan politisi yang sangat terpecah tidak dapat membentuk kabinet baru sejak itu.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler