Kritikus Alexei Navalny Tuduh Vladimir Putin Dapat Istana Senilai 19 Triliun secara Curang

21 Januari 2021, 12:48 WIB
Alexei Navalny katakan Vladimir Putin menjadi tsar di istana senilai 19 triliun. //Instagram/@navalny

PR CIREBON - Kritikus Kremlin Alexei Navalny, dalam video viral menuduh bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki istana mewah bernilai miliaran dolar yang dibangun dengan menggunakan dana yang didapatkan secara curang.

Dalam laporan, video tersebut dirilis oleh tim Alexei Navalny pada Selasa, 19 Januari 2021.

Pada Rabu, video Alexei Navalny tersebut telah meraup lebih dari 35 juta penonton.

Baca Juga: Wajib Tersedia pada Perayaan Imlek 2021, Inilah 5 Makanan yang Jadi Simbol Keberuntungan

Alexei Navalny, dalam rekaman itu, mengklaim bahwa sekutu dari Putin, termasuk para pemimpin minyak dan miliarder, membayar pembangunan istana Laut Hitam senilai 1,35 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19 triliun.

"(Mereka) membangun istana untuk bos mereka dengan uang ini," kata Alexei Navalny.

Alexei Navalny menambahkan bahwa istana tersebut dibangun dengan suap terbesar yang ada dalam sejarah.

Kremlin membalas tuduhan tersebut pada Rabu, pihaknya membantah bahwa Putin memiliki istana.

Baca Juga: Selain Hapus Larangan Muslim ke AS, Presiden Joe Biden Ubah 'Warisan' Donald Trump

"Ini semua adalah klaim yang sama sekali tidak berdasar," kata juru bicara Putin Dmitry Peskov, lapor Moscow Times, mengutip Interfax, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari New York Times pada Kamis, 21 Januari 2021.

Dia menyebut tuduhan tersebut sebagai sesuatu yang benar-benar hanya omong kosong.

Peskov menyampaikan istana tidak ada hubungannya dengan presiden atau Kremlin, jadi mereka sama sekali tidak tertarik.

Video tersebut mengklaim bahwa istana dilengkapi dengan kasino dan gelanggang es bawah tanah.

Baca Juga: Viral Video Suara Teriakan Minta Tolong di Tengah Laut, Roy Suryo: Berubah Seperti Desisan

"(Istana) ini memiliki pagar yang tak tertembus, (mempunyai) pelabuhannya tersendiri, keamanannya sendiri, gereja, sistem perizinan sendiri, zona larangan terbang, dan bahkan pos pemeriksaan perbatasannya tersendiri," ujar Alexei Navalny.

“Ini adalah negara terpisah di Rusia. Dan di negara bagian ini hanya ada satu tsar yang tak tergantikan: Putin," ucapnya.

Alexei Navalny ditahan Minggu malam setelah terbang pulang untuk pertama kalinya sejak dia diracuni musim panas lalu.

Penahanannya diperintahkan oleh layanan penjara Moskow sehubungan dengan dugaan pelanggaran hukuman penjara yang ditangguhkan dalam kasus penggelapan yang menurutnya dibuat-buat.

Baca Juga: Thailand Hadapi Gelombang Kedua Covid-19, Para Ilmuwan Ciptakan Vaksin Sendiri

Pembangkang itu mengalami koma saat dalam penerbangan domestik dari Siberia ke Moskow pada 20 Agustus.

Dua hari kemudian, dia dipindahkan dari sebuah rumah sakit di Siberia ke satu di Berlin.

Laboratorium di Jerman, Prancis, dan Swedia, dan tes oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, menetapkan bahwa ia terpapar zat saraf era Soviet, Novichok.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler