Laporkan Siaran Langsung saat Awal Wabah Menyebar di Wuhan, Jurnalis Tiongkok Dijatuhi Hukum Penjara

29 Desember 2020, 11:01 WIB
Ilustrasi Covid-19 / Markus Winkler/Pixabay/

PR CIREBON – Jurnalis Tiongkok divonis penjara selama empat tahun karena laporan siaran langsungnya dari Wuhan pada awal wabah Covid-19 menyebar, dimana saat itu, wabah virus Corona disebut sebagai virus pneumonia yang tidak diketahui.

Zhang Zhan yang juga mantan pengacara ini dijatuhi hukuman pada sidang singkat di pengadilan Shanghai karena diduga memicu pertengkaran dan memprovokasi masalah atas laporannya pada tahap awal wabah baru menyebar di Wuhan.

Siaran langsung dan tulisannya dibagikan secara luas di platform media sosial pada bulan Februari 2020, menarik perhatian pihak berwenang Tiongkok yang telah menghukum delapan pelapor virus.

Baca Juga: Data Pribadi akan Diatur dalam RUU PDP, Mulai Data Kesehatan hingga Pandangan Politik

Tiongkok sebelumnya mengapresiasi keberhasilan mereka dalam mengendalikan virus di dalam perbatasannya, dengan ekonomi yang sedang pulih sementara sebagian besar dunia lainnya gagap melalui penguncian wilayah dan beban kasus yang melonjak setahun sejak awal pandemi di Wuhan.

"Zhang Zhan tampak hancur ketika hukuman itu diumumkan," Ren Quanniu, salah satu pengacara Zhang, mengatakan kepada wartawan di luar Pengadilan Rakyat Distrik Baru Shanghai Pudong pada Senin, 28 Desember 2020 waktu setempat.

“Ibunya terisak-isak saat putusan dibacakan,” tambah Ren, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Korea Times.

Baca Juga: Diduga Percaya Teori Konspirasi Jaringan 5G, Pelaku Bom di Nashville Disebut Tak Berniat Bunuh Warga

Kekhawatiran meningkat atas kesehatan Zhang yang berusia 37 tahun yang mulai melakukan mogok makan pada bulan Juni dan dipaksa makan melalui selang hidung.

"Dia berkata ketika saya mengunjunginya minggu lalu, 'Jika mereka memberi saya hukuman berat maka saya akan menolak makan sampai akhir'. Dia pikir dia akan mati di penjara," ungkap Ren.

Pengacara lain mengatakan kesehatan Zhang sedang menurun dan dia menderita sakit kepala, pusing dan sakit perut.

"Tertahan 24 jam sehari, dia butuh bantuan untuk pergi ke kamar mandi," tulis Zhang Keke, yang mengunjunginya pada Hari Natal.

Baca Juga: Dibuang ke Tempat Sampah, Kucing Ini Naik Jabatan jadi Wakil Menteri

"Dia merasa lelah secara psikologis, seperti setiap hari adalah siksaan," tambahnya.

Pada Februari 2020 lalu, Zhang mengkritik tindakan awal terhadap di penyebaran virus di Wuhan, menulis bahwa pemerintah tidak memberikan informasi yang cukup kepada orang-orang, dan hanya melakukan penguncian wilayah.

"Ini adalah pelanggaran besar hak asasi manusia," tulisnya saat itu.

Dalam sidangnya, pengadilan mengatakan dia telah menyebarkan pernyataan palsu.

Kelompok hak asasi juga memperhatikan kasusnya.

Baca Juga: Kecewa Prabowo dan Sandiaga jadi Menteri, Gus Umar: Mulai Hari ini Saya Block Mereka

“Pihak berwenang ingin menggunakan kasusnya sebagai contoh untuk menakut-nakuti para pembangkang lain agar tidak mengajukan pertanyaan tentang situasi pandemi di Wuhan awal tahun ini,” kata Leo Lan, konsultan penelitian dan advokasi di LSM Pembela Hak Asasi Manusia Tiongkok.

Zhang adalah orang pertama yang menghadapi persidangan terhadap sekelompok empat jurnalis yang ditahan oleh pihak berwenang awal tahun ini setelah melaporkan wabah dari Wuhan.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: The Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler