Prosesi Wukuf di Arafah: Momen Sakral Puncak Ibadah Haji

- 16 Juni 2024, 03:43 WIB
Suasana puncak ibadah haji (wukuf) di Pada Arafah, Sabtu 15 Juni 2024.
Suasana puncak ibadah haji (wukuf) di Pada Arafah, Sabtu 15 Juni 2024. /Foto : istimewa

SABACIREBON - Pada tanggal 9 Zulhijah 2024 atau 15 Juni 2024, jamaah haji dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia, tengah menjalani prosesi wukuf yang merupakan puncak inadah haji di Padang Arafah.

Prosesi wukuf ini dimulai setelah tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) pada hari Arafah.

Menurut Widi Dwinanda, anggota Media Center Kementerian Agama, selama wukuf, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan mengadakan khutbah wukuf dan salat berjamaah di tenda utama dan di setiap tenda jamaah yang dipimpin oleh para pembimbing ibadah.

Baca Juga: Keutamaan dan Manfaat Puasa Arafah bagi Umat Muslim, Begini Bacaan Niatnya dan Amalan yang Dilakukan

"Khutbah wukuf di tenda utama akan disampaikan oleh Habib Ali Hasan Al Bahar, Lc, MA. Setelahnya, salat berjamaah jama' qashar Zuhur dan Asar akan dipimpin oleh KH. Agus Ma'arf, Lc, MA, dilanjutkan dengan zikir dan doa wukuf yang dipimpin oleh Habib Ibrahim Lutfi bin Ahmad Al-Attas," jelas Widi dalam keterangan resminya di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu 15 Juni 2024.

Widi menambahkan, jamaah sebaiknya memanfaatkan momen ini dengan memperbanyak zikir, membaca talbiyah, menggaungkan kalimat tauhid, dan membaca Al-Qur’an.

"Wukuf di Arafah adalah waktu mustajab untuk berdoa. Meyakini bahwa doa yang dipanjatkan di Arafah akan dikabulkan Allah dan dosa-dosa akan diampuni. Bertafakkur merenungi kebesaran Allah, berserah diri, dan mengharap pertolongan Allah," lanjutnya.

553 Kloter Jamaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Sebanyak 553 kloter jamaah haji Indonesia telah tiba di Arafah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Bagi jamaah yang sakit, Widi menyarankan agar tetap bersabar dan tabah, memperbanyak zikir dan doa untuk kesembuhan, serta menjaga salat lima waktu.

Jika tidak mampu salat dengan berdiri, jamaah diperbolehkan salat sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, atau jika terpaksa dengan isyarat.

"Berupaya menjaga kesehatan dengan memperbanyak minum air putih, makan tepat waktu, tetap berada di dalam tenda, minum obat yang dianjurkan dokter, dan istirahat yang cukup," pesannya.

Sekitar pukul 19.00 Waktu Arab Saudi, jamaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah.

Tahun ini, PPIH menerapkan skema murur bagi jamaah haji dengan risiko tinggi, lansia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan pendampingnya di Muzdalifah.

"Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah. Jamaah tetap berada di atas bus dan langsung menuju tenda Mina," jelasnya.

Selain jamaah dengan risiko tinggi, pergerakan jamaah ke Muzdalifah dilakukan dengan sistem taraddudi (shuttle) yang mengantar jamaah dari Arafah ke Muzdalifah.

Selama mabit di Muzdalifah, jamaah dianjurkan untuk beristirahat dan berzikir, serta menyelingi zikir dengan doa karena Muzdalifah adalah tempat mustajab.

"Jaga kondisi fisik dengan beristirahat atau tidur, menghindari kelelahan, mengonsumsi bekal, minum obat, dan segera menghubungi dokter jika merasa tidak sehat," tambah Widi.

PPIH juga akan membagikan kantong kerikil saat jamaah di Arafah bersamaan dengan pembagian snack berat untuk dikonsumsi di Muzdalifah.

Hingga saat ini, jumlah jamaah yang wafat tercatat 121 orang, dengan rincian wafat di Embarkasi 9 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 87 orang, di Bandara 3 orang, dan di Arafah 4 orang. Seluruh jamaah yang wafat akan dibadalhajikan. ***

Editor: Fabian DZ

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah