Dilansir dari website Atlas Onscura, jika ada satu hal yang bisa diandalkan oleh Profesor Ueno, itu adalah pemandangan rekan setianya yang dengan sabar menunggunya saat dia turun dari kereta setiap malam setelah perjalanan atau kembali dari kampusnya.
Setiap hari selama setahun, Akita Emas demikian julukan Profesor Ueno kepada Hachikō, akan menemani pemiliknya ke Stasiun Shibuya, dan setiap hari dia menunggu profesor kembali untuk berjalan pulang ke tempat kediamannya.
Baca Juga: Pelaku Penyalahgunaan BBM Jenis Solar di SPBU, Akhirnya Ditangkap Polisi
Suatu hari yang menyedihkan, kereta datang, tapi Profesor Ueno tidak muncul. Hachikō kembali keesokan harinya, dan keesokan harinya, namun dia tidak menjumpai majikannya.
Tidak ada cara untuk memberitahu anjing malang itu apa yang terjadi dengan tuannya. Profesor Ueno telah meninggal karena stroke ketika sedang menjalankan profesinya di Kampus Universitas Tokyo dan tidak akan pernah lagi turun dari kereta dimana Hachiko dengan setia menunggu menyambutnya lagi.
Selama sembilan tahun, Hachikō menunggu kedatangan kereta setiap hari, hanya untuk berangkat sendirian menjemput majikannya yang sebenarnya telah tiasda.
Baca Juga: Ditunggu Lebih 1 tahun, Bansos Bagi 2.057 Ojol dan Sopir Angkot di Kota Cirebon Akhirnya Turun
Para penumpang dan pegawai stasiun akan memberinya camilan dan menemaninya. Bahkan seorang murid lama dari profesor tersebut menelusuri kembali silsilah anjing tersebutdan menyatakan Hachikō sebagai salah satu dari hanya 30 ekor anjing Akita ras murni yang tersisa di dunia.
Ia menjadi selebriti selama bertahun-tahun, menginspirasi buku, film, seni, dan puisi, dan hadir pada peresmian patung perunggu miliknya, yang versinya masih ada di Stasiun Shibuya sebagai tempat pertemuan populer.