SABACIREBON-Setiap manusia pasti mendapat cobaan atau ujian hidup (Ibtila) dalam menjalani kehidupan, yang bentuk ujiannya berbeda satu sama lain.
Bagi umat Islam, harus yakin bahwa Allah SWT akan menguji setiap mahluknya dengan kadar ujian hidup yang berbeda.
Penegasan Allah SWT itu tertuang dalam surat Al Baqoroh 155 dimana disebutkan Tuhan akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Lalu pertanyaannya, siapakah orang yang paling banyak dan berat mendapat ujian Allah SWT? Maka Rasulullah SAW menjawab bahwa Para Nabi dan Rasul a.s. adalah manusia yang paling banyak mendapatkan ujian hidup dan paling berat mendapatkan ujian tersebut.
Baca Juga: Peristiwa Langka : Pengguna Nomor Punggung 13 itu Tersambar Petir pada Tanggal 13
Sabda Rasulullah saw :” Para Nabi, kemudian orang-orang sholeh , kemudian yang berikutnya dan yang berikutnya – dalam kesholihan – dari manusia. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya,
Masih Sabda Rasulullah. bila ia kuat dalam beragamanya, maka akan ditambahkan ujian hidupnya. Namun bila lemah kondisi beragamanya, maka diringankan ujiannya. Dan seorang hamba masih akan terus mendapatkan ujian hidup hingga ia berjalan di atas bumi dan ia bersih dari dosanya.
Baca Juga: Satu Mata Salman Rusdie Buta, Satu Tangan Lumpuh Pasca Ditikam secara Brutal
Sebagian orang menyangka bahwa kala Allah swt memberikan berbagai kenikmatan dan kemudahan merupakan tanda cinta dan keridhoan Allah swt terhadap dirinya.
Sedangkan kala mendapatkan kesulitan, menyangka merupakan tanda murka Allah swt. Padahal sungguh anggapan yang sangat salah.
Menurut H. Masturi Istamar Suhadi, M.Phil saat berkhotbah Jumat di Mesjid Al Aqsa Bintaro Tangsel Jumat 28 Oktober 2022, ujian atau ibtila merupakan sunnah ilahiyah yang pasti ada untuk menyingkap hakekat seseorang.
Baca Juga: Band Legendaris Malaysia Search akan Manggung di Bandung
Ibtila itu hanya datang dari Allah swt diberikan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman untuk memurnikan keimanannya, meneguhkannya dalam memegang agama.
Menurut H Matsuri, Ibtila – ujian – yang diberikan oleh Allah swt itu tidak sama. Sesuai dengan berbagai nilai yang ada pada orang tersebut, seperti kesabaran, keyakinan, keteguhan, sikap optimis, tawakkal, yakin dengan pertolongan Allah swt.
Baca Juga: Langkah Langka : Pelanggar Lalulintas di Garut Diajak ‘Nyaneut’
Setiap orang akan mendapatkan ibtila sesuai dengan kemampuannya. Sebuah ibtila atau ujian yang diberikan pada seseorang, bisa tidak diberikan pada yang lain.
Nabi Ibrahim As yang diuji untuk menyembelih puteranya merupakan manusia yang mendapat ujian paling berat, sehingga mendapat gelar Kholilullah-kekasih Allah SWT.
Baca Juga: Geger Pasal Perzinaan : “Itu Ngaco,” kata Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar
H Matsuri menyebut ada lima hal yang perlu dilakukan agar kita bisa melewati atau lulus dalam menghadapi ibtila atau ujian hidup yang diberikan Allah SWT.
Pertama, memohon pertolongan kepada Allah SWT. Allah swt memerintah kan kepada Nabi Musa dan para Nabi yang lain untuk memohon pertolongan kepada Allah swt.
Baca Juga: Dai Bachtiar: Reformasi Kultural Polri Butuh Waktu
Kedua, bertaqwalah. Allah SWT. Perintah bertaqwa salah satunya ada dalam Surat Tholaq ayat 2 yang artinya “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya”. Termasuk jalan keluar dari ibtila atau ujian hidup yang diberikan Allah SWT.
Di ayat empat, “ Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.
Baca Juga: Ada 4 Tanda Pada Wanita yang Bukan Pasangan Tepat bagi Pria
Di ayat enam, “ Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya
Ketiga, bersabar. Allah SWT berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Baca Juga: Polri Sedang Bebenah Internal Menuju Presisi...Jempol untuk Kapolri
Keempat : Mengharapkan Pembalasan Hanya Dari Allah swt . H. Matsuri menyebut jangan terlalu berharap balasan, selain dari Allah SWT.
Kelima, berIman Terhadap Taqdir. Menurut H Matsuri,beriman kepada taqdir menanamkan rasa keimanan yang kuat, sehingga akan menjadikan seseorang akan sabar menjalani taqdir.
Baca Juga: Yamaha Luncurkan Sepeda Motor Listrik dengan Model Mirip NMax
Harus membawa membawa kesadaran, bahwa semua yang terjadi merupakan kehendak Allah swt, atas sepengetahuan Allah swt, atas seizin Allah swt dan Allah swt sudah menyediakan solusi untuk dirinya.
Semoga Allah swt kuatkan kita semua kala ujian datang, dan menjadikan kita lulus dalam ujian tersebut. Amin. ***