PR CIREBON — Sejatinya umat Islam haruslah berpegang teguh pada kitab suci Al-Quran. Yang merupakan kitab kasih sayang. Dengan di dalamnya mengajarkan untuk manusia saling cinta, bukan menebar kebencian.
Sebagaimana quotes Ramadhan hari ke-6 puasa, Minggu 18 April 2021 / 6 Ramadhan 1442 Hijriah, memaparkan tentang makna cinta dalam Al-Quran.
Dari nukilan ruang inspirasi pemikiran Dosen Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Didi Junaedi, MA., dalam memaparkan makna cinta dalam Al-Quran kepada PikiranRakyat-Cirebon.com.
Baca Juga: Kembangkan Kasus Dugaan Suap Oleh Bupati Indramayu KPK Kini Menahan Dua Anggota DPRD Jawa Barat
Diungkapkannya, kata cinta yang sering diungkapkan yakni ‘al-hubb’ yang memiliki derivasi atau beragam kaidah sintaktiknya.
Dalam bahasa Arab, ‘cinta’ itu selain diungkapkan oleh kata al-hubb, juga sering diucapkan dengan kata ‘al-mahabbah’.
Adapun definisi al-mahabbah menurut Al-Raghib al-Asfahani, dengan iradatu ma tarahu aw tazhunnuhu khairan, yaitu menghendaki apa yang dipandang atau dianggap baik.
Penjelasan mengenai al-mahabbah, diterangkan al-Asfahani dengan dipetakan menjadi tiga macam:
Pertama, mahabbah li ladzdzah, yaitu cinta untuk sebuah kenikmatan, seperti cinta seorang laki-laki kepada seorang perempuan
Kedua, mahabbah li al-naf‘. Yaitu, cinta untuk mendapat manfaat, seperti cinta terhadap sesuatu yang menghadirkan manfaat.
Ketiga, mahabbah li al-fadhl, yakni cinta dalam meraih keutamaan, laiknya cintanya ahl al-‘ilm terhadap ahl al-‘ilm lainnya guna mendapatkan keutamaan ilmu.
Terdapat derivasi di dalam Al-Quran, ada sebanyak 83 kali untuk kata ‘hubb’. Ada pula lawan kata ‘hubb’ adalah ‘bughd’, yang berarti benci—kata bughd disebut sebanyak 5 kali di dalam Al-Qur’an.
Kemudian, di dalam konteks relasi interpersonal, kata hubb atau mahabbah, berarti ‘mencintai’ yang merupakan kunci keharmonisan hubungan antar sesama.
Makna cinta dalam hal ini adalah mengasihi, menyayangi, empati, peduli serta perhatian terhadap sesama.
Dengan cinta yang dimaksudkan, yakni sebuah cinta yang tumbuh dari ketulusan hati serta keikhlasan jiwa. Dan, dari sikap saling mencintai ini pulalah kebahagiaan akan lahir.
Pengertian cinta antar sesama adalah wujud cinta kepada Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW bahwa firman Allah SWT dalam sebuah hadis Qudsi, sebagai berikut:
Baca Juga: Ramalan Shio Hari Ini, Minggu 18 April 2021: Jaga Kerjasama Shio Tikus, Kerbau, Macan, dan Kelinci
“Pasti akan mendapatkan cinta-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku. Pasti mendapatkan cinta-Ku orang-orang yang saling menyambung hubungan silaturahim karena Aku. Pasti mendapatkan cinta-Ku orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku. Pasti mendapatkan cinta-Ku orang-orang yang saling memberi karena Aku.” (HR. Ahmad)
Dengan pemaparannya, cinta itu harus saling menasehati, saling bershilaturahim, saling berkunjung, dan saling memberi—menunjukkan adanya saling mencintai.
Jikalau tidak terdapat cinta di antara keduanya, maka tidak akan terjalin hubungan silaturhim, ataupun juga tidak akan saling menasehati, saling mengunjungi, dan saling memberi.
Keistimewaan hadis tersebut, yakni pertemuan kedua orang yang saling mencintai untuk berkomitmen menjalankan perintah Allah SWT.
Dalam kandungan kitab suci Al-Quran terdapat sejumlah ayat yang menerangkan ihwal persaudaraan universal antar sesama manusia. Persaudaraan dalam hal ini adalah persaudaraan kemanusiaan atau ‘ukhuwah bashariyyah’.
Untuk menunjukkan tentang hal tersebut, diterangkan dalam beberapa ayat sebagai berikut:
Baca Juga: Buruan Klaim! Kode Redeem FF Terbaru 18 April 2021, Dapatkan Berbagai Macam Hadiah Menarik dari Garena
- QS. Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT menyatakan:
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Baca Juga: POPULER HARI INI: Malaysia Berhasil Eksperimen Muskmelon hingga Viral Tindakan Aniaya Perawat
- QS. Al-Hujurat ayat 10
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Kedua ayat tersebut menyatakan perihal persaudaraan antar sesama manusia di muka bumi.
Menurut penjelasan, Muhammad Al-Shadiqi al-Thahrani dalam karyanya ‘Al-Tafsir al-Mawdu‘i li al-Qur’an al-Karim’, bahwa ketika menafsirkan ayat ke-10 dari Surat al-Hujurat di atas menegaskan bahwa meskipun ada ‘adat al-hashr’ atau kata pembatas.
Yaitu, lafaz "innama" pada ayat tersebut, bukan berarti persaudaraan yang terbatas pada persaudaraan berdasarkan keyakinan atau keimanan semata. Tetapi, dimaksudkan juga sebagai persaudaraan universal dengan seluruh umat manusia.
Baca Juga: Berikut 5 Alasan Buah Pir Baik untuk Anda, Simak Penjelasannya!
Kemudian, ada Muhammad Sa‘id Ramadhan al-Buthi yang mengemukakan pemikiran senada dengan Al-Shadiqi, dalam karya fenomenalnya ‘Al-Hubb fi al-Qur’an wa Dawr al-Hubb fi Hayat al-Insan’.
Yang mana, menyatakan ’adat al-hashr’ pada ayat tersebut tidak dimaknai sebagai pembatas persaudaraan hanya untuk mereka yang seiman saja.
Dengan kata lain, bahwa persaudaraan yang dimaksudkan adalah persaudaraan universal antar sesama umat manusia, baik aras dasar satu keyakinan maupun beda keyakinan.
Dasar utama persaudaraan universal itu adalah rasa cinta antar sesama. Yakni, rasa cinta yang lahir dari dasar lubuk hati manusia yang paling dalam, yang dianugerahkan oleh Sang Maha Cinta, yakni Allah SWT.***