Pertama, mahabbah li ladzdzah, yaitu cinta untuk sebuah kenikmatan, seperti cinta seorang laki-laki kepada seorang perempuan
Kedua, mahabbah li al-naf‘. Yaitu, cinta untuk mendapat manfaat, seperti cinta terhadap sesuatu yang menghadirkan manfaat.
Ketiga, mahabbah li al-fadhl, yakni cinta dalam meraih keutamaan, laiknya cintanya ahl al-‘ilm terhadap ahl al-‘ilm lainnya guna mendapatkan keutamaan ilmu.
Terdapat derivasi di dalam Al-Quran, ada sebanyak 83 kali untuk kata ‘hubb’. Ada pula lawan kata ‘hubb’ adalah ‘bughd’, yang berarti benci—kata bughd disebut sebanyak 5 kali di dalam Al-Qur’an.
Kemudian, di dalam konteks relasi interpersonal, kata hubb atau mahabbah, berarti ‘mencintai’ yang merupakan kunci keharmonisan hubungan antar sesama.
Makna cinta dalam hal ini adalah mengasihi, menyayangi, empati, peduli serta perhatian terhadap sesama.
Dengan cinta yang dimaksudkan, yakni sebuah cinta yang tumbuh dari ketulusan hati serta keikhlasan jiwa. Dan, dari sikap saling mencintai ini pulalah kebahagiaan akan lahir.
Pengertian cinta antar sesama adalah wujud cinta kepada Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW bahwa firman Allah SWT dalam sebuah hadis Qudsi, sebagai berikut: