Hati-hati, Studi Menunjukkan Orang dengan Pemikiran Sinis Lebih Rentan Terkena Penyakit Jantung

- 3 Desember 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi Sakit Jantung
Ilustrasi Sakit Jantung /Pexels/Pixabay

PR CIREBON – Orang sinis yang sering mencurigai orang lain lebih mungkin menderita penyakit jantung karena pola pikirnya memicu stress, membuat mereka lebih rentan terhadap kondisi tersebut, menurut sebuah studi baru.

“Temuan ini mengungkapkan bahwa kecenderungan yang lebih besar untuk terlibat dalam permusuhan sinis, yang tampaknya sangat relevan dalam iklim politik dan kesehatan saat ini, dapat berbahaya tidak hanya untuk respons stres jangka pendek kita tetapi juga kesehatan jangka panjang kita,” penulis utama studi tersebut, Alexandra Tyra, mengatakan dalam siaran pers.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post, Peneliti dari Baylor University di Texas, Amerika Serikat ini memberi 196 peserta tes kepribadian, bersama dengan 20 item survei permusuhan dengan pernyataan benar atau salah seperti ‘orang sering mengecewakan saya’, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychophysiology.

Baca Juga: Menteri Besar Selangor Malaysia Ikut Doakan Gubernur Anies Baswedan Segera Sembuh dari Covid-19

Subjek kemudian diminta untuk menanggung serangkaian tes stres sementara peneliti mengukur tingkat permusuhan mereka selama periode tujuh minggu.

Dalam satu tes, misalnya, peserta dituduh mengutil dan diberi waktu lima menit untuk mempersiapkan pidato membela diri, saat peneliti mengukur detak jantung dan tekanan darah mereka.

Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa orang yang menunjukkan sifat sinis berjuang lebih untuk mengelola tingkat stres mereka, yang kemudian sering mengakibatkan obesitas, merokok, dan kolesterol tinggi.

Baca Juga: Menteri Besar Selangor Malaysia Ikut Doakan Gubernur Anies Baswedan Segera Sembuh dari Covid-19

Para peneliti juga menemukan penyakit radang baru yang mematikan.

"Studi kami menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk sikap bermusuhan sinis yang dapat mencegah atau menghambat penurunan respons ini dari waktu ke waktu. Ini tidak sehat karena meningkatkan ketegangan pada sistem kardiovaskular kita," kata Tyra, seorang kandidat doktor dalam bidang psikologi dan ilmu saraf di Baylor University.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x