SABACIREBON-Rencana kenaikan tarif untuk naik tangga masuk Candi Borobudur menjadi Rp 750.000 untuk wisatawan domestic dan 100 dolar US merupakan rencana kontra produktif.
“Ini kenaikan tarif gila-gilaan,” tutur Ketua Asita Jabar, Budijanto Ardiansyah yang dimintai tanggapan terhadap rencana yang diutarakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia.
Budi menyebut, kalo mau ada kenaikan tarif jangan gila-gilaan. Makin tinggi tarif masuk maka makin lemah pula daya saing wisata kita.
Baca Juga: Indonesia Master : Juara All England Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, Tersingkir
Kenaikan tarif masuk Candi Borobudur dari Rp 50.000 menjadi Rp 750.000, berarti meningkat 15 kali lipat
“Ya kalo tarif masuk sampai Rp 100 ribu untuk domestic dan 25- 30 dolar untuk wisman, masih wajarlah,” tutur Budi pada Sabacirebon Rabu 8 Juni 2022.
Budi menyebut, salah satu resiko jika rencana Menteri Luhut Binsar Pandjaitan dilaksanakan, bukan hanya daya saing yang lemah.Tapi besar kemungkinan wisata Candi Borobudur akan didelete dan tidak dipasarkan tur operator sangat tinggi.
Objek Wisata sejenis di luar negeri seperti di Thailand dan Vietnam pun, menurut Budi, tidak sampai 100 dolar US.
Disebutkan, rencana Menteri Luhut menaikan tarif masuk itu sangat kontra produktif dengan rencana pemulihan ekonomi, khususnya dari sector pariwisata yang mulai menikmati pemulihan akibat pandemic Covid-19.
Baca Juga: Brian May : Queen akan Keluarkan Lagu Fenomenal Masa Freddie Mercury yang Belum Pernah Dirilis.
Sektor pariwisata, kata Budi, tengah gencar mempromosikan destinasi untuk menarik wisatawan, sejalan dengan penurunan PPKM ke level 1, yang berarti kapasitas kunjungan maksimal.
Di bagian lain, Budi setuju dengan tujuan utama untuk pelestarian situs bersejarah itu. Termasuk dikuranginya jumlah pengunjung setiap hari. Tapi tidak dengan menaikan tariff gila-gilaan.
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar
Pandjaitan menyebut rencana kenaikan tariff masuk Candi Borobudur, sempat menuai komentar, kritik yang pada umumnya kurang sependapat. ***