Hasil Penelitian Ilmuwan Ciptakan Tes Gula Darah Bebas Rasa Sakit untuk Penderita Diabetes

15 Juli 2021, 16:45 WIB
Ilustrasi. Kini ada alat tes gula darah bebas rasa sakit untuk penderita diabetes hasil penelitian ilmuwan Australia. /Pixabay.com/nneem

PR CIREBON — Ilmuwan Australia mengemukakan hasil penelitian bahwa mereka telah mengembangkan tes gula darah bebas rasa sakit untuk penderita diabetes, strip non-invasif yang memeriksa kadar glukosa melalui air liur.

Penelitian ilmuwan Australia itu berharap tes air liur murah akan menggantikan tes berbasis jarum saat ini untuk penderita diabetes.

Untuk penderita diabetes, mengelola kadar gula darah mereka biasanya berarti harus menusuk jari mereka beberapa kali sehari dengan lanset dan kemudian menempatkan setetes darah pada strip tes.

Baca Juga: Ledakan Bus di Pakistan Tewaskan 13 Orang Termasuk Warga Tiongkok, Beijing Menyebut Itu Serangan Bom

Pasalnya, beberapa penderita diabetes menghindari proses yang menyakitkan dengan meminimalkan tes mereka.

Namun, hasil penelitian dari ilmuwan tersebut, menyebut tes terbaru ini bekerja dengan menyematkan enzim yang mendeteksi glukosa ke dalam transistor yang kemudian dapat mengirimkan keberadaan glukosa.

Sebagaimana diterangkan Paul Dastoor, profesor fisika di University of Newcastle di Australia, yang memimpin tim yang menciptakannya, dikutip PikiranRakyat.Cirebon.com dari Aljazeera.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Kamis, 15 Juli 2021, Capricorn Lepaskanlah, Aquarius Berhentilah Khawatir

Paul Dastoor mengatakan, tes menciptakan prospek bebas rasa sakit, tes glukosa murah yang akan mengarah pada hasil yang jauh lebih baik bagi penderita diabetes.

“Air liur Anda mengandung glukosa dan konsentrasi glukosa itu mengikuti glukosa darah Anda,” jelasnya.

“Tetapi konsentrasinya sekitar 100 kali lebih rendah yang berarti kami harus mengembangkan tes yang berbiaya rendah, mudah dibuat, tetapi memiliki sensitivitas sekitar 100 kali lebih tinggi dari tes darah glukosa standar,” sambungnya.

Baca Juga: Kalina Ocktaranny Hamil, Ibunda Vickya Prasetyo: Aku Maunya Cucu Cewe, Tapi...

Dipaparkan sang peneliti tersebut, karena bahan elektronik dalam transistor adalah tinta, pengujian dapat dilakukan melalui pencetakan murah.

“Bahan yang kami kerjakan luar biasa, itu tinta elektronik yang bisa berfungsi sebagai bahan elektronik, tapi bedanya kami bisa mencetaknya dalam skala besar menggunakan printer reel-to-reel, sama seperti yang Anda gunakan untuk membuat koran,” ungkap Paul Dastor.

Proyek ini memperoleh dana sebesar 4,7 juta dollar AS atau setara 68 miliar Rupiah dari pemerintah Australia untuk mendirikan fasilitas untuk memproduksi alat uji jika uji klinis lulus.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta 15 Juli 2021, Libra, Scorpio dan Sagitarius, Cinta dan Ketakutan Tidak Bisa Bersama

Ilmuwan Paul Dastoor mengutarakan tentang teknologi itu juga dapat ditransfer ke pengujian Covid-19 dan pengujian alergen, hormon, dan kanker.

“Universitas sudah bekerja dengan Universitas Harvard dalam tes Covid-19 menggunakan teknologi yang sama,” ungkapnya.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler