"Sebuah band K-pop tanpa fandom internasional yang kuat tidak dapat menarik cukup banyak penonton untuk membuat konser virtual yang menguntungkan," kata Yoon.
"Satu hal yang dapat dicoba oleh kementerian adalah mempertemukan bintang-bintang besar dan yang kurang populer untuk acara bersama. Tapi perlu dipikirkan lebih banyak tentang bagaimana membuat tawaran itu lebih menarik bagi superstar yang tidak membutuhkan bantuannya," tutur Yoon.
Baca Juga: Covid-19 Sudah sampai Ring Satu Anies Baswedan, Sekda DKI Jakarta Meninggal dengan Dugaan Positif
Hal itu ditanggapi oleh seorang Kritikus Park Soo-jin, yang menulis untuk majalah musik IZM, dan menyetujui pendapat Yoon tersebut.
"Saya percaya apa yang dibutuhkan oleh perusahaan manajemen K-pop kecil dan menengah bukanlah sebuah studio, tetapi lebih banyak kesempatan bagi artis mereka untuk menerima sorotan dengan musik mereka," kata Park.
Akankah label K-pop kecil mampu bersinar di masa pandemi ini?
Karena pandemi Covid-19 masih merajalela di sebagian besar dunia dan social distancing adalah hal baru, beberapa perusahaan manajemen K-pop telah didorong ke ambang kebangkrutan.
Baca Juga: Dapat Clue 'Bapakmu-Bapakku', KPK Dalami Bukti Terbaru Kasus Suap Djoko Tjandra dan Jaksa Pinangki
Menurut LIAK, lebih dari 539 pertunjukan di Korea Selatan telah ditunda tanpa batas waktu atau dibatalkan antara Februari dan Juli. Total kerusakan finansial diperkirakan melebihi 121 miliar won (Rp1,5 triliun).
Untuk membantu perusahaan seperti itu, kata Yoon, pemerintah harus lebih fokus mendukung produksi album mereka.