Sambil Nostalgia, Berikut 10 Rekomendasi Film Indonesia yang Bisa Dinikmati Selama Work From Home

- 30 Maret 2020, 14:22 WIB
ILUSTRASI film.*
ILUSTRASI film.* /mohamed_hassan/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Merayakan Hari Film Nasional, tidak ada salahnya untuk menyaksikan kembali film-film Indonesia yang sempat bertengger di box office ataupun meraih prestasi, sekaligus untuk mengisi waktu selama masa work from home.

Film karya anak bangsa tidak kalah menariknya dengan tayangan luar negeri, bahkan beberapa film diakui secara internasional dengan menyabet berbagai penghargaan.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, berikut adalah 10 rekomendasi film Indonesia yang hadir di Netflix untuk memeriahkan Hari Film Nasional:

Baca Juga: 30 Maret Peringatan Hari Film Nasional, Para Pembuat Film Berikan Ucapan

1. Pintu Terlarang

Film ini menjadi pemenang Festival Film Indonesia 2009 untuk kategori Sinematografi Terbaik dan Penyunting Gambar Terbaik, pemenang Puchon International Fantastic Film Festival 2009 untuk kategori Film Terbaik.

'Pintu Terlarang' dibintangi oleh Fachri Albar dan Marsha Timothy, menceritakan kehidupan seorang pematung sukses yang berubah 180 derajat ketika ia mulai menerima pesan-pesan misterius dari orang yang meminta bantuannya. Film ini mulai tayang pada 31 Maret.

Baca Juga: Alih-alih Cegah Virus Corona, WHO: Jangan Semprot Disinfektan Langsung ke Badan Seseorang, Bahaya!

 2Modus Anomali

Film karya Joko Anwar ini telah memenangkan penghargaan untuk kategori Bucheon Award di Network orlf Asian Fantastic Films 2011. Film bergenre thriller ini bercerita tentang seorang laki-laki yang pergi berlibur di hutan dengan keluarganya.

Namun, ketika sosok tak diundang datang menghampiri, yang terjadi berikutnya adalah serangkaian peristiwa aneh yang mengancam nyawa keluarganya. 'Modus Anomali' menampilkan Rio Dewanto dan Hannah Al Rashid. Film ini tayang mulai 31 Maret.

Baca Juga: 13 Orang Dinyatakan Sembuh Covid-19, Gubernur Jatim Mengucapkan Syukur

 3. Sang Penari

Pemenang Festival Film Indonesia 2011 untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik ini bercerita tentang perjalanan dua remaja yang hidup dalam kemiskinan di desa mereka pada tahun 1960an.

Sang perempuan, Srintil (Prisia Nasution), adalah seorang penari yang dipercayai memiliki kemampuan gaib dalam tariannya, sementara sang lelaki, Rasus (Oka Antara), pergi meninggalkan kampungnya untuk bergabung dengan pasukan tentara.

Baca Juga: Dikelilingi Daerah Zona Merah Covid-19, Pemkab Garut Lockdown Wilayah

4. 5 CM

Menghadirkan Raline Shah, Fedi Nuril, Herjunot Ali, Pevita Pearce, Denny Sumargo, dan Saykoji, film ini menceritakan lima orang sahabat yang menemukan arti pertemanan dalam sebuah perjalanan mendaki Gunung Semeru. 5 CM memenangkan penghargaan Festival Film Indonesia 2013 untuk kategori Sinematografi Terbaik.

Baca Juga: Ucapannya Soal 'Si Kaya' dan 'Si Miskin' Banjir Kritikan, Achmad Yurianto Beri Klarifikasi

5. Pengabdi Setan

Disutradarai oleh Joko Anwar, 'Pengabdi Setan' adalah film horror yang berpusat pada sebuah keluarga bernasib buruk, yang mengalami berbagai peristiwa menyeramkan setelah kematian ibu mereka.

Keluarga ini pun bersatu untuk bisa bertahan hidup, tanpa menyadari bahwa sebenarnya kejahatan ada di antara mereka.

Baca Juga: Penambahan Kasus Positif Covid-19 di Tanah Air Terus Berlanjut, 6.500 Orang Diperiksa Pemerintah

'Pengabdi Setan' menjadi pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan Pemeran Anak Terbaik. Selain itu, film ini juga memenangkan Toronto After Dark Film Festival 2018 untuk kategori Film Horor Terbaik.

6. Tabula Rasa

Tayang mulai 31 Maret, film ini menjadi pemenang Festival Film Indonesia 2014 untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Utama Wanita Terbaik.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon 30 Maret 2020: Siang Hari, Lemahabang dan Harjamukti Berpotensi Hujan Petir

Hans (Jimmy Kobogau) adalah seorang laki-laki muda dari Serui, Papua, yang bermimpi untuk menjadi atlet sepak bola profesional, namun selalu ada saja yang menghalanginya.

Ketika Hans hampir kehilangan harapan, ia bertemu dengan Mak (Dewi Irawan), seorang pemilik restoran, yang akan mengubah kehidupannya selamanya.

Baca Juga: Tengah Jalani Isolasi Mandiri, Robert Rene Alberts Beri Dukungan dan Motivasi pada Wander Luiz

7. Athirah (Emma’)

Berlatar belakang tahun 1950an di Makassar, kehidupan seorang ibu muda bernama Athirah’s (Cut Mini) berubah ketika suaminya menikahi wanita lain. Hidup dalam masa yang memperbolehkan poligami, memaksa Athirah untuk berjuang mempertahankan integritas keluarganya.

Sebagai karya dari duo ternama Riri Riza dan Mira Lesmana, 'Athirah' juga berhasil mendapat pengakuan di kancah global, di mana film ini tayang di Busan International Film Festival 2016, Tokyo International Film Festival 2016, dan Vancouver International Film Festival 2016.

Baca Juga: Pasca Konfirmasi Positif Covid-19, Wander Luiz Dapat Doa dan Dukungan dari Bobotoh

Film ini juga mendominasi Festival Film Indonesia 2016 dengan membawa piala Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.

 8. Cek Toko Sebelah

Pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Skenario Asli Terbaik ini, bercerita tentang perjalanan Erwin (Ernest Prakasa), seorang laki-laki muda yang bertekad untuk memiliki karir yang cemerlang.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19, Pemkab Bandung Terapkan Layanan Online Kepegawaian

Namun, ketika ayahnya jatuh sakit, Erwin harus mengesampingkan ambisinya untuk membantu sang ayah mengelola toko keluarga mereka. Merasa kecewa dengan ayah mereka yang pilih kasih, kakak Erwin yang bernama Yohan (Dion Wiyoko) akhirnya membuat sebuah rencana untuk mengambil alih toko keluarganya.

9. Cahaya dari Timur: Beta Maluku

Sebuah karya dari Angga Dwimas Sasongko, film ini berpusat pada karakter Sani Tawainella (Chico Jericho), yang melatih sepak bola untuk anak laki-laki daerah di tengah konflik Islam dan Kristen di Maluku. Film ini menjadi pemenang Festival Film Indonesia 2014 untuk kategori Film Terbaik dan Pemeran Utama Pria Terbaik.

Baca Juga: Wander Luiz Positif Corona, Dokter Tim Persib Raffi Ghani: Pemantauan Dilakukan Lewat Video Call

10. Posesif

Pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik ini bercerita tentang Lala (Putri Marino) adalah seorang atlet selam yang menjalani tahun terakhirnya di SMA ketika ia bertemu dengan Yudhis (Adipati Dolken), seorang murid pindahan.

Berawal dengan momen-momen manis, kisah cinta mereka pun teruji ketika Yudhis memperlihatkan sisi lainnya.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x