Bank Indonesia Melangkah untuk Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

- 28 Oktober 2023, 21:42 WIB
Ilustrasi Pelemahan rupiah terjadi karena sejumlah faktor luar dan dalam negeri. Bagaimana otoritas moneter mengatasinya? Bank Indonesia pun menerbitkan instrumen baru.
Ilustrasi Pelemahan rupiah terjadi karena sejumlah faktor luar dan dalam negeri. Bagaimana otoritas moneter mengatasinya? Bank Indonesia pun menerbitkan instrumen baru. /freepik/8photo

SABACIREBON - Pelemahan kurs rupiah terjadi karena sejumlah faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Untuk mengatasinya, Bank Indonesia (BI) telah mengambil tindakan dan menerbitkan instrumen baru.

Kurs rupiah terhadap dolar AS melemah ke angka Rp15.872 saat perdagangan ditutup pada Minggu, 22 Oktober 2023.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bodebek Jawa Barat Hari Ini Jumat 27 Oktober 2023

Sebelumnya, posisi tersebut juga terjadi pada perdagangan Jumat, 20 Oktober 2023, dimana rupiah melemah 0,36%.

Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, nilai tukar rupiah berada di angka Rp15.856 per dolar AS, melemah dari Rp15.838 per dolar AS pada hari perdagangan sebelumnya.

Langkah BI termasuk peningkatan suku bunga acuan (BI 7 days reverse repo rate) menjadi 6%, yang belum memberikan efek positif yang signifikan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Ciayumajakuning Hari Ini Jumat 27 Oktober 2023

Merujuk  Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, Kamis (19/10/2023), suku bunga deposit facility juga naik menjadi 5,25% dan suku bunga lending facility menjadi 6,75%.

Hal ini dilakukan sebagai upaya menghadapi ketidakpastian global dan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta mengendalikan inflasi.

“Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak mengingat tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk mitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor atau imported inflation sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3 plus minus 1% pada 2023 dan 2,5 plus minus 1% pada 2024,” kata Perry.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Purwasuka Jawa Barat Hari Ini Jumat 27 Oktober 2023

Meskipun rupiah mengalami tekanan, kondisi tersebut masih lebih baik dibandingkan beberapa mata uang negara lain di Asia yang mengalami depresiasi terhadap dolar AS.

Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi AS yang kuat serta situasi ekonomi Tiongkok.

Selain itu, BI juga telah menerbitkan instrumen baru, seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yang diharapkan dapat mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan menarik modal asing ke Indonesia.

Langkah-langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mengendalikan inflasi yang sesuai dengan target.***

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x