Pandemi Covid Membuat Qantas Rugi Selama 3 Tahun

- 28 Agustus 2022, 13:57 WIB
Qantas Merugi selama 3 tahun
Qantas Merugi selama 3 tahun /

SABACIREBON - Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas, mencatat kerugian selama tiga tahun berturut-turut.

Kerugian ini, menambah total kerugian akibat pandemi COVID-19 menjadi hampir 7 miliar dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.350) atau sekitar 4,83 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.827).

Baca Juga: Psikoterapis Jerman : Begini Cara Menghilangkan Pikiran Negatif

Hal itu terungkap dalam laporan maskapai itu untuk tahun keuangan yang dimulai pada 1 Juli 2021 dan berakhir pada 30 Juni 2022, yang dirilis pada Kamis 25 Agustus 2022.

Maskapai itu melaporkan kerugian sebesar 860 juta dolar Australia (setara sekitar 594 juta dolar AS), turun dari kerugian pada tahun keuangan sebelumnya sebesar 1,7 miliar dolar Australia (setara sekitar 1,17 miliar dolar AS).

Baca Juga: Merarayakan Ulang Tahun ke 26, Ungu Konser di Malaysia pada November 2022

Meskipun terus mengalami kerugian, maskapai penerbangan itu tetap percaya diri selama proses pemulihan.

Hal tersebut ditunjukkan oleh pembelian kembali saham senilai 400 juta dolar Australia (setara sekitar 277 juta dolar AS), pengembalian modal kepada para pemegang saham pertama sejak awal pandemi COVID-19.

Baca Juga: Kisah Inspirasi : Mantan Pedagang Kaos Kaki di Gasibu Wakafkan Mesjid Rp 4 Miliar

"Kami bahkan lebih percaya diri di masa depan daripada enam bulan lalu, jadi hari ini kami mengumumkan lebih banyak investasi pada karyawan dan pelanggan kami," kata CEO Qantas Alan Joyce.

 Investasi itu meliputi peningkatan tunjangan pekerja, rute penerbangan baru, dan ruang tunggu pelanggan.

Baca Juga: Liga Inggris: Dua Gol Raheem Sterling Bawa Chelsea Tundukkan Leicester City

Qantas mendapat kecaman publik dalam beberapa bulan terakhir karena kurangnya staf telah menyebabkan penundaan penerbangan yang masif serta kesalahan dalam penanganan bagasi di tengah berbagai masalah operasional.

Joyce mengatakan maskapai penerbangan itu diharapkan akan mendongkrak persentase kinerja tepat waktunya dari 52 persen pada Juli ke "standar tinggi normalnya" yang mencapai sekitar 80 persen pada Oktober tahun ini.

Halaman:

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x