Indeks Harga Konsumen Indonesia: Inflasi Tetap Rendah Meski Harga Bahan Bakar dan Pangan Meningkat

20 Oktober 2023, 15:47 WIB
ILUSTRASI INFLASI./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON -- Seperti yang diperkirakan, tekanan inflasi di Indonesia meningkat secara bulanan (m/m) pada  September 2023.

Namun, secara tahunan (y/y), inflasi Indonesia menurun cukup signifikan sebagai dampak dari subsidi yang diberikan. Kenaikan harga BBM pada September 2022 kini dihilangkan dari data.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi umum Indonesia melambat ke angka 2,28 persen (y/y). Inflasi tahunan sebesar 2,28 persen (y/y) pada bulan September 2023 jauh di bawah laju 3,27 persen (y/y) pada bulan sebelumnya.

Dikutip dari Indonesia Investment,  sekali lagi, pada September tahun lalu, negara ini mengalami inflasi yang tinggi karena pemerintah menaikkan harga bahan bakar bersubsidi.

Baca Juga: Kuliner Indonesia Merambah Dunia. Masakan Padang dan Martabak Banyak disuka.

Meskipun demikian, Indonesia  sebenarnya dapat berargumentasi bahwa tingkat inflasi bulanan sebesar 0,19 persen pada  September 2023 (sebenarnya) agak tinggi karena bulan September biasanya membawa sedikit deflasi pada perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini.

Ada dua faktor di balik relatif tingginya inflasi September 2023: (1) per 1 September 2023, harga BBM non-subsidi dinaikkan oleh Pertamina (melibatkan Pertamax RON 92, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex), dan (2) meningkatnya harga beras juga berdampak pada inflasi (yang mungkin disebabkan oleh lemahnya panen di tengah kondisi cuaca kering yang tidak biasa (Asia Tenggara saat ini merasakan fenomena cuaca El Nino yang kuat).

Hal yang  menarik, mulai 1 Oktober 2023, harga bahan bakar non-subsidi akan terus dinaikkan di Indonesia. Pertamina, Shell Indonesia, BP–AKR, dan Vivo Energy Indonesia semuanya sudah memastikan  menaikkan harga bahan bakar non-subsidi.

Baca Juga: Pilwu Desa Wotgali, Anton Calon Kuwu Termuda Berwawasan Luas, Ini Beberapa Alasan Warga Untuk Memilihnya

Misalnya Pertamax yang naik 5,3 persen dari Rp 13.300 per liter menjadi Rp 14.000 per liter. Alasan utama dilakukannya penyesuaian harga lainnya adalah harga minyak internasional telah meningkat cukup signifikan antara bulan Juni 2023 dan Oktober 2023.

Kedua, kenaikan harga tersebut terjadi pada saat inflasi Indonesia secara keseluruhan sedang rendah, sehingga tekanan harga lebih terkendali bagi masyarakat.

Namun hal ini berarti juga akan melihat inflasi yang lebih tinggi dari biasanya pada  Oktober 2023. Pada sembilan bulan pertama tahun 2023, inflasi Indonesia terakumulasi sebesar 1,63 persen (year-to-date).

Baca Juga: Propam Polres Majalengka Gelar Tes Urine dan Pemeriksaan Senpi

Dengan tinggal tiga bulan lagi, Indonesia mempertahankan proyeksi inflasi Indonesia pada tahun penuh 2023 pada kisaran 2,50 – 3,00 persen (y/y).

Namun atas dasar prakiraan ini  kemungkinan besar inflasi akan mendekati 2,50 persen dibandingkan 3,00 persen.***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Indonesia Investment

Tags

Terkini

Terpopuler