Pertanyakan Fungsi Uang Khusus HUT RI Rp 75 Ribu, DPR: Kita Diambang Resesi, Bisa Perbaiki Ekonomi ?

18 Agustus 2020, 10:00 WIB
BANK Indonesia (BI) resmi meluncurkan uang khusus pecahan Rp 75.000, Senin, 17 Agustus 2020.*/BANK INDONESIA /

PR CIREBON - Peluncuran uang khusus HUT RI ke-75 Rp 75 ribu yang diresmikan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan RI, ternyata tak selalu disambut gembira semua orang, seperti yang diungkapkan Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan.

Alih-alih gembira, Heri justru skeptis mempertanyakan efektivitas mengeluarkan uang khusus sebesar Rp 75 ribu tersebut.

Meskipun, ia tak menampik dari sisi kemeriahan menyambut Kemerdekan ke-75 HUT RI bisa dipahami dan diapresiasi, tetapi ini berlainan bila dilihat dari perspektif ekonomi.

Baca Juga: Sempat Salah Paham Muat Salib, Terungkap Logo HUT RI ke-75 Terapkan Supergraphic Sepuluh Bagian

Tepatnya, ia menilai tidak ada yang efektif untuk mendorong perbaikan ekonomi saat Indonesia sudah diambang resesi akibat pandemi Covid-19.

"Dari sisi ekonomi patut dipertanyakan efektifitasnya dalam mendorong perbaikan ekonomi terutama untuk memulihkan perekonomian yang saat ini sedang diambang resesi akibat pandemi Covid-19," kata Heri di Jakarta, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Selasa, 18 Agustus 2020.

Lebih lanjut, Politisi Gerindra ini juga sempat mengakui kontribusi besar Bank Indonesia terlihat ada sejak pandemi Covid-19, terutama dalam upaya memulihkan perekonomian nasional.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pakai Baju Adat TTS dalam Upacara HUT RI ke-75, Makna Berkaitan Keberanian Lelaki

Lantas, ia pun menyebutkan langkah-langkah yang sudah dilakukan BI, termasuk saat menurunkan suku bunga acuan BI7DRR hingga ke level 4 persen

Selain itu, BI juga melakukan quantitative easing sebesar Rp633.24 triliun per 14 Juli 2020, menjadi pembeli SBN di pasar perdana; dan mengikuti program burden sharing dengan pemerintah.

Hanya saja, ia menyesalkan sejumlah upaya itu tetap gagal menahan laju minus pertumbuhan ekonomi pada kuartal II lalu.

Baca Juga: Abaikan Ideologi, Presiden Meksiko Minta Jadi Orang Pertama yang Terima Vaksin Covid-19 Rusia

"Tetapi sayangnya, upaya-upaya yang dilakukan BI bersama pemerintah dan lembaga terkait gagal menahan minusnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020," tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui perekonomian Indonesia pada kuartal II 2020 dinyatakan minus 5,32 persen.
Trens negatif ini, justru dikhawatirkan sejumlah pihak akan berlanjut ke kuartal III 2020 mendatang.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler