Selain itu, Cafe Sunyi juga menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan inklusif. Misalnya, mereka menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi, sehingga memudahkan penyandang tunarungu untuk berinteraksi dengan rekan kerja dan pelanggan.
Hasil dari program pemberdayaan ini sudah mulai terlihat. Beberapa penyandang disabilitas yang bekerja di Cafe Sunyi telah menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dan keterampilan. Beberapa bahkan telah berhasil membuka usaha sendiri.
Namun, Gultom mengakui masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Misalnya, masih ada stigma di masyarakat terhadap penyandang disabilitas. Oleh karena itu, dia berharap Cafe Sunyi dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi masyarakat luas.
Gultom juga berharap program pemberdayaan ini dapat diterapkan di tempat lain. Dia percaya dengan dukungan yang tepat, penyandang disabilitas dapat berkontribusi secara signifikan dalam masyarakat dan ekonomi.
Secara keseluruhan, Cafe Sunyi menunjukkan bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi yang besar dan dapat berkontribusi dalam masyarakat.
Baca Juga: Persembahyangan Meriah Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar
Dengan memberikan peluang dan dukungan yang tepat, mereka dapat mengembangkan kepercayaan diri dan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses.
Ini adalah sebuah pesan yang penting dan inspiratif, tidak hanya bagi penyandang disabilitas, tetapi juga bagi kita semua.***