“Batik Indonesia” karya Go Tik Swan pada dasarnya merupakan hasil perkawinan antara batik keraton dan batik pesisir. Batik klasik keraton Surakarta dan Yogyakarta dikawinkan dengan gaya batik pesisir.
Teknik sogan (pewarnaan dengan soga) pada batik Surakarta dan Yogyakarta dikawinkan dengan teknik pewarnaan multicolor pada batik pesisir.
Go Tik Swan menyelesaikan ide hingga produk “Batik Indonesia” di sebuah rumah di jalan Yos Sudarso, Solo, yang disebut Dalem Hardjonegaran. Rumah kuno yang dari luar tertutup pagar tinggi ini ternyata dilakukan berbagai kegiatan khas kebudayaan Jawa selain membatik.
Selain area utama, terdapat ruang gamelan, pendapa pugeran, bangsal pameran, los pembatikan, tempat budidaya derkuku, perpustakaan, hingga tempat membuat keris.
Baca Juga: Quotes Ramadhan Puasa Hari ke-29: Ciri-ciri Orang Munafik
Kegiatan membuat batik adalah kegiatan yang masih dilakukan di Dalem Hardjonegaran hingga sekarang. Pada puncak kejayaan usaha pembatikan Go Tik Swan, yaitu pada tahun 1960-an, Dalem Hardjonegaran di siang hari tidak pernah sepi dari kegiatan pembatikan.
Kini Dalem Hardjonegaran setiap harinya juga masih mempekerjakan belasan ibu-ibu pembatik meskipun kini pasar batik Go Tik Swan sangat terbatas.***