Dampak Kebijakan WhatsApp, Pengunduh Aplikasi BiP Meroket Lebih dari 8 Juta Pengguna

- 23 Januari 2021, 12:51 WIB
Aplikasi BIP
Aplikasi BIP /Foto: Playstore

PR CIREBON - Di tengah kebijakan privasi terbaru aplikasi perpesanan WhatsApp yang mendapat banyak kecaman di seluruh dunia

Membuat aplikasi perpesanan serupa pesaing WhatsApp lainnya mengalami kenaikan pengguna.

Salah satunya yaitu BiP, aplikasi perpesanan yang berbasis di Turki itu diketahui mendapat lebih banyak pengguna.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Luncurkan Layanan Jaminan Kesehatan Gratis, Ada 4 Kategori

Dan mengumpulkan sekitar 8 juta pengguna di luar perbatasan Turki, kata pengembang aplikasi.

Diketahui, dalam platform pengunduhan aplikasi Google Play, BiP sekarang menempati peringkat paling banyak diunduh di Bahrain

Kemudian Bangladesh, Qatar, Pakistan, Arab Saudi, dan Oman, kata operator GSM Turkcell dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Diplomat Rusia Serukan Estonia dan Negara Barat untuk 'Ngaca' Sebelum Bahas Belarusia

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari TRT World, Aplikasi perpesanan BiP saat ini telah diunduh lebih dari 65 juta kali pengguna secara total.

Dengan permintaan tinggi dari pengguna baru-baru ini, BiP terus naik ke puncak kategori 'paling populer gratis' dan 'tren' di pasar aplikasi di seluruh dunia.

Atac Tansug, wakil presiden layanan dan solusi digital Turkcell, mengatakan perusahaan terus berinvestasi di BiP

Baca Juga: Diplomat Rusia Serukan Estonia dan Negara Barat untuk 'Ngaca' Sebelum Bahas Belarusia

Fitur-fitur baru yang sedang dikerjakan pasti akan menarik lebih banyak pengguna.

Kenaikan pengguna itu muncul setelah WhatsApp mengumumkan perubahan kontroversial pada kebijakan privasinya

Memungkinkannya berbagi lebih banyak data dengan perusahaan induk Facebook, dan pengguna disarankan untuk menghapus WhatsApp

Baca Juga: Sebut Regulasi Lemah, DPR dan DFW Minta Pemerintah Maksimalkan Perlindungan ABK

Jika tidak menyetujuinya, pengguna pun mulai meninggalkan aplikasi dan mencari alternatif.

Di tengah reaksi negatif tersebut, WhatsApp Jumat lalu mengatakan bahwa pihaknya akan menunda kebijakan privasi barunya dari 8 Februari hingga 15 Mei.

Sebagamana diberitakan Cirebon.Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, WhatsApp mengatakan bahwa penundaan tiga bulan ini

Baca Juga: Intelijen AS Sebut Korea Utara Gunakan Diplomasi untuk Alat Memajukan Program Nuklir

Akan digunakan untuk mengkomunikasikan kebijakan terbaru dengan lebih baik.

Baik perubahan dalam kebijakan baru dan praktik privasi lama seputar obrolan pribadi, berbagi lokasi, dan data sensitif lainnya.

"Kami sekarang mundur ke tanggal di mana orang akan diminta untuk meninjau dan menerima persyaratan," kata perusahaan.

Baca Juga: Identifikasi 50 Laboratorium Obat, Kepolisian Moskow Sita 1.500 Kilogram Narkoba

WhatsApp mengatakan tidak ada yang akan kehilangan akses ke aplikasi jika mereka tidak menyetujui perjanjian persyaratan layanan baru yang mengkomunikasikan perubahan awal bulan ini.

"Kami juga akan melakukan lebih banyak hal untuk menjernihkan informasi yang salah tentang cara kerja privasi dan keamanan di WhatsApp"

"Kami kemudian akan mendatangi orang-orang secara bertahap untuk meninjau kebijakan sesuai kemampuan mereka sendiri"

Baca Juga: Setelah Amankan Pelantikan Presiden AS Joe Biden, 150 Pengawal Nasional Positif Covid-19

"Sebelum opsi bisnis baru tersedia pada tanggal 15 Mei, " tuturnya.

WhatsApp memberitahu bahwa kebijakan tidak akan berubah ketika sudah keluar.

Maksud dari pembaruan ini menyampaikan kepada pengguna bahwa pesan dengan bisnis di WhatsApp dapat disimpan di server Facebook,

Yang mana mengharuskan pembagian data antara kedua perusahaan.

Baca Juga: Video Sopir Truk Nekat Terjang Arus Banjir Berakhir Terjungkir, Dapat Tepuk Tangan Warga

Data tersebut, kata WhatsApp, dapat digunakan untuk bisnis dengan tujuan periklanan

Facebook tidak membagikannya di seluruh aplikasinya secara otomatis.

Sementara itu, WhatsApp masih bermaksud untuk merilis pembaruan pada 15 Mei bertepatan dengan fitur obrolan bisnis baru

Baca Juga: Pengadilan Rusia Larang Anime Death Note, Tokyo Ghoul, dan Inuyashiki, Kenapa?

Yang mulai dipratinjau kembali pada bulan Oktober.

Perusahaan berharap waktu tambahan itu akan membantunya menangani kontroversi dan lebih meningkatkan pesannya tentang apa yang sebenarnya berubah.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x