Twitter Siap Luncurkan Birdwatch, Langkah Perangi Hoaks dan Misinformasi

26 Januari 2021, 10:10 WIB
Twitter Meluncurkan Birdwatch untuk Perangi Hoaks dan Misinformasi.* /Pixabay

PR CIREBON – Sosial media Twitter meminta penggunanya untuk membantu memerangi misinformasi atau informasi salah pada layanannya dengan menandai dan memberi tahu cuitan yang menyesatkan dan salah.

Program percobaan yang diluncurkan pada Senin, 25 Januari 2021 itu disebut Birdwatch.

Program ini berlaku pada sekelompok pengguna yang mendaftar melalui Twitter dan telah dipilih sebelumnya, untuk saat ini hanya terdapat di AS.

Baca Juga: Pemandangan Mengerikan, Mayat-Mayat Hangus Ditemukan di Sepanjang Jalan di Meksiko

Mereka yang ingin mendaftar dalam program ini harus memiliki operator telepon yang berbasis di AS, email dan nomor telepon terverifikasi, dan tidak ada pelanggaran aturan Twitter dalam beberapa waktu terakhir.

Twitter mengatakan, pihaknya ingin para ahli dan non-ahli untuk menulis catatan Birdwatch, layaknya Wikipedia.

"Dalam pengujian konsep, kami telah melihat non-ahli menulis catatan singkat, berguna dan mudah dipahami"

Baca Juga: Mau Ikut Perayaan Imlek 2021? Simak Beberapa Informasi Berikut ini

"Seringkali mengutip sumber ahli yang tepat," kata Twitter dalam pernyataan tertulis, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Twitter, bersama dengan perusahaan media sosial lainnya, menyatakan bekerja dengan cara terbaik untuk memerangi misinformasi pada layanannya.

Meski aturan dan penegakan pada Twitter diperketat, banyak berita hoaks terus menyebar.

Baca Juga: Peran Wartawan di Masa Pandemi, Ketua KPK Firli Bahuri Sebut Pemberi Motivasi dan Sumber Inspirasi

Tetapi jika upaya itu berhasil, Twitter mengakui harus mengantisipasi penyalahgunaan yang mencoba mempermainkan sistem tersebut untuk keuntungan mereka.

Untuk membantu menyaring catatan yang tidak membantu, misalnya, Twitter berencana untuk melampirkan skor ke masing-masing catatan dan akan memberi label yang bermanfaat.

Program ini akan dimulai dengan 1.000 pengguna dan akhirnya meluas ke luar AS.

Baca Juga: Komnas HAM Tanggapi Rencana Laskar FPI bawa Kasusnya ke Mahkamah Internasional, Ferdinand Hutahaean Buka Suara

Twitter, yang berbasis di San Francisco, AS ini, mengatakan sedang mencoba untuk memastikan bahwa Birdwatch memiliki beragam perspektif dan pengguna.

"Jika kami mendapat lebih banyak pendaftar daripada slot yang ada, kami akan secara acak menerima akun"

"Memprioritaskan akun yang cenderung terlibat dengan audiens dan konten yang berbeda dibandingkan dengan peserta yang ada," tulis Twitter.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler