Sudahkah PTS Melaksanakan Penganggaran Berbasis Kinerja ?

- 21 November 2022, 13:25 WIB
Ilustrasi./sabacirebon.com
Ilustrasi./sabacirebon.com /

Baca Juga: Pegolf Jon Rahm Membuat Sejarah dengan Hat-trick di Dubai 

ALat Strategi.

Penganggaran berbasis kinerja/PBK merupakan alat strategi yang dapat menyelaraskan tujuan individu dengan organisasi. Sebagai pendekatan yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai dalam penetapan alokasi sumberdaya. Secara konsepsi, penganggaran berbasis kinerja/PBK sangat logis karena ada hubungan yang rasional antara penyediaan sumberdaya dengan hasil yang diharapkan.

Keberhasilan menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerja/PBK tergantung pada kompetensi manajemen sebagai sumberdaya.

Memang terdapat hubungan tidak langsung antara kompetensi manajemen dengan kualitas perguruan tinggi. Namun sumberdaya yang berkualitas akan mempengaruhi kinerja perguruan tinggi melalui penerapan sistem penganggaran yang berperan sebagai kontrol.

Landasan teori yang mendasari penerapan PBK adalah: 1) output and outcome oriented; 2) money follow function; dan 3) let the manager manages. PBK merupakan suatu metode pengganggaran yang menghubungkan antara alokasi anggaran dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

Baca Juga: Pecah Telor.. Bandara Kertajati Akhirnya Berangkatkan Jamaah Umroh

Ada tiga jenis performance-based budgeting.  Pertama, presentational budgeting yaitu suatu bentuk penganggaran yang mensyaratkan informasi-informasi kinerja dalam proses penganggaran. Akan tetapi informasi-informasi kinerja dimaksud belum dipakai sebagai dasar dalam menentukan besaran alokasi anggaran.

Kedua, performance informed budgeting adalah format penganggaran yang sudah menggunakan informasi kinerja dalam proses pengambilan keputusan untuk pengalokasian anggaran namun tidak secara otomatis mempengaruhi jumlah alokasi anggaran.

Ketiga, direct performance budgeting yaitu format pengangggaran yang telah secara langsung menghubungkan informasi kinerja terhadap kebijakan pengalokasian anggaran (Kelly and Wanna 2000; OECD 2007).

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Tulisan Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x