Baca Juga: Cacar Monyet Endemi Afrika, Sudah Menyebar ke Eropa, Inggris Menawarkan vaksin
Sekarang di era kemerdekaan dosen ada istilah dosen penggerak yaitu disamping keempat fungsi tersebut, harus bisa menginspirasi, harus bisa menggali potensi, harus mengarahkan dan menjadi contoh serta harus memberikan semangat, kepada mahasiswa.
Jadi kemampuan dosen tidak hanya dibatasi oleh konteks hardskill yang dimiliki tetapi softskillnya bagaimana mampu menggerakkan mahasiswa, bagaimana menginspirasi mahasiswa, bagaimana menggali potensi mahasiswa, dan bagaimana mengarahkan mahasiswa agar mereka bisa hidup.
"Kita jangan dikurung oleh budaya teknis masa lalu yang selalu berpedoman pada petunjuk, arahan pimpinan. Kata-kata bijak mengatakan bahwa jika kita ingin menciptakan hal yang luar biasa, maka berhentilah meminta petunjuk," katanya, dengan menambahkan:"Kata ahli dari Amerika hidup itu jangan monoton, karena apa ? karena jika kita hidup monoton, kita tidak mendapatkan inspirasi-inspirasi sebagaimana perubahan yang bisa bermanfaat dan kontributif bagi kemajuan."
Baca Juga: Zelenskyy : Wilayah Industri Donbas Dihancurkan Rusia sampai Rata
Berkaitan dengan wabah penyakit covid 19, hal ini menunjukan ada disrupsi, maka kemungkinan-kemungkinan harus menjadi bagian yang sangat terinternalisasi didalam diri masing untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Prof. Dadang mengingatkan kembali, pendidikan adalah pergaulan, bukan sekolah, bukan perguruan tinggi. Itu hanya menjadi unsur-unsur pergaulan yang disetting dengan norma-norma terstruktur yang sudah dibuat.
Hidup adalah tujuh puluh persen hasil dari pembelajaran sendiri." Jadi Dosen saat ini bukan lagi menjadi pendikte dan mendoktrin, tapi menghargai kelebihan kekurangan mahasiswa itu sendiri. Sebab setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Itu dalam konsep kurikulum merdeka pada SMA saat ini apalagi kepada mahasiswa di perguruan tinggi," demikian Plt Rektor Universitas Widyatama ***